GenPI.co - Pendiri Partai Ummat Amien Rais mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah berambisi untuk menancapkan kekuasaan selama dua periode sejak dilantik pada 2014.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk bisa menjamin stabilitas politik Indonesia demi tercapainya kemakmuran, keadilan, dan kesentosaan, bagi seluruh rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Bos NU Tolak Industri Miras, Banyak Mudarat
"Namun, semua kata atau pembicaraan yang indah itu akhirnya kandas, karena cara yang digunakan jauh dari nilai-nilai dan aturan main demokrasi," ujar Amien seperti dikutip GenPI.co dari channel YouTube-nya, Amien Rais Official, Senin (1/3).
Amien menilai, yang dilakukan Jokowi justru telah membenamkan pilar-pilar demokrasi dan melabrak habis pihak oposisi.
Mantan politikus senior PAN itu menambahkan, adanya buzzer atau pendengung bayaran makin memperparah keadaan ini.
"Buzzer menjungkirbalikkan logika, menjungkirbalikkan fakta, sangat suka meremehkan pihak oposisi, dan sering melakukan kezaliman hukum, politik, sosial, serta ekonomi," jelasnya.
Amien Rais mengatakan bahwa kejahatan-kejahatan ini selalu dipertontonkan selama periode kepemimpinan Jokowi.
“Jadi saya amati rezim Jokowi paham bahwa media massa mainstream tidak lagi dipercaya oleh rakyat, karena rakyat memahami media ini seolah hanya corong dari rezim penguasa," jelasnya.
Oleh karena itu, kata Amien pihak Jokowi terjun ke medsos dengan membangun, membiayai, dan menyewa buzzers machinery.
Amien menjelaskan, buzzer machinery adalah barisan pendengung yang menjual dan menggadaikan diri untuk menjadi guard dog bagi rezim penguasa.
Pada titik ini, kata Amien, pelan-pelan pilar-pilar demokrasi mulai dirobohkan dan UU ITE dengan pasal-pasal karetnya menjadi senjata untuk membungkam oposisi.
BACA JUGA: Mengejutkan, Puan Maharani Kalahkan Ganjar dan Anies
"Sulit saya kira untuk kembali ke zaman-zaman ketika kita masih bisa menegakan demokrasi tanpa diganggu dengan barisan buzzers bayaran," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News