GenPI.co - Kongres Luar Biasa (KLB) di Sumatra Utara telah menetapkan KSP Moeldoko sebagai ketua umum yang baru.
Partainya SBY ini pun diprediksi akan mengalami gejolak yang ngeri-ngeri sedap.
BACA JUGA: Pernyataan AHY Bak Kesatria, Moeldoko Bisa Mati Kutu!
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan efek terselenggaranya KLB itu adalah adanya dualisme kepemimpinan partai.
“Kubu pertama dengan Ketua Majelis Tinggi PD SBY dan Ketum AHY. Kubu kedua ialah hasil KLB Sumut dengan Ketum Moeldoko,” ujar Qodari kepada GenPI.co pada Sabtu (6/3).
Qodari membeberkan, berdasarkan pengalaman partai lain yang pernah terjadi dualisme, maka kubu AHY dan Moeldoko nantinya bakal saling klaim di pengadilan.
BACA JUGA: KLB Demokrat: AHY Murka, Moeldoko Dikuliti Habis-habisan, Telak!
Prosesnya pun diprediksi akan memakan waktu hingga beberapa tahun. Sebab, selesai di tingkat pengadilan tingkat bawah, pasti pihak yang kalah akan memaksa bertarung lagi ke pengadilan tingkat selanjutnya.
“Hingga akhirnya nanti berakhir di MK,” ujarnya.
Dengan sisa waktu yang ada hingga kontestasi 2024, Qodari melihat permasalahan Partai Demokrat seharusnya sudah bisa selesai sebelum pemilu terjadi.
Jika ternyata masih belum selesai, tentu hal ini akan merepotkan KPU sebagai penyelenggara pemilu. Sebab, kedua kubu akan saling mendaftarkan dirinya.
“Sekarang ini pasti keduanya akan saling klaim soal siapa yang menjadi pengurus sah. Kubu Moeldoko menuding kepemimpinan AHY demisioner, sedangkan kubu AHY menuding Moeldoko tidak sah,” kata Qodari.
Sebelumnya, salah satu pendiri Partai Demokrat Ilal Ferhard mengatakan pihaknya akan mengawal hasil KLB Partai Demokrat di Sumut.
Dia pun mengaku siap jika mendapat perlawanan dari kubu AHY, termasuk dengan membawa kasus ini di pengadilan.
“Kalau dituntut, kami siap membawa ke meja hijau. Akan tetapi, seharusnya pihak sana menerima, karena yang menyelenggarakan KLB bukan saya, itu berdasarkan kader pemilik suara sah,” kata Ilal.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News