GenPI.co - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko resmi terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) dalam kongres luar biasa (KLB) kubu kontra-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (5/3).
Keputusan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat periode 2021-2026 dibacakan oleh Jhoni Allen Marbun.
BACA JUGA: Pengamat Bongkar AD/ART Demokrat, SBY & AHY Langsung Terpojok
Terkait hal itu, akademisi politik Kacung Marijan menilai bahwa penyelenggaraan KLB dan masuknya orang luar Partai Demokrat sebagai ketum didasari oleh kekecewaan para kader.
Menurutnya, KLB memang diselenggarakan oleh kubu Kontra-AHY dengan tujuan utama mengganggu konsolidasi internal Partai Demokrat.
“Mereka kecewa terhadap SBY dan AHY. Pak Moeldoko tak bisa masuk tiba-tiba tanpa ada undangan dari dalam,” katanya kepada GenPi, Jumat (5/3).
Pengajar di Universitas Airlangga itu mengatakan bahwa mengatakan bahwa kubu kontra-AHY dan Moeldoko memiliki kepentingan yang sama, yaitu sama-sama butuh kendaraan politik untuk Pemilu 2024.
“Ya, nyambung akhirnya,” ujarnya.
BACA JUGA: Pakar Blak-blakan Beber Alasan Pendiri Demokrat Gelar KLB, Ngeri!
Namun, KLB ini akan memunculkan masalah baru dalam tubuh Partai Demokrat, yaitu legalitas dan pengakuan kader lainnya.
“Oke lah, jika ada wakil dari kabupaten-kabupaten, tapi apakah wakil yang datang itu pengurus partai di daerah? Lalu, jumlah wakilnya memenuhi syarat dalam AD/ART atau tidak?,” paparnya.
Selain itu, Kacung mengatakan bahwa ketua umum terpilih dalam KLB yang digelar kubu Kontra-AHY akan menghadapi tantangan baru, yaitu dari sisi legalitas.
“Karena, wilayah legalitas ini akan bicara di wilayah hukum. Jadi, perjalanan mereka masih panjang. KLB ini bisa menyebabkan konflik yang cukup lama di internal Partai Demokrat,” pungkas Kacung.(*)
BACA JUGA: Gerilya Maut Airlangga Bikin Tegang, Kabinet Jokowi Selingkuh
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News