Bikin Ngakak! Orang ini Bilang Moeldoko Dipilih Lewat Arisan

15 Maret 2021 14:40

GenPI.co - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPD PD) Sulawesi Selatan Ni’matullah Erbe menegaskan bahwa pihaknya tidak mengakui kongres luar biasa (KLB) yang diselenggarakan oleh kubu Moeldoko di Deli Serdang.

Sebab, pihaknya menilai bahwa banyak persyaratan terkait penyelenggaraan KLB yang tidak terpenuhi.

BACA JUGA: Pakar Analisis Kekuatan Senyap di Balik Manuver Moeldoko

“Pertemuan itu menurut saya satu tingkat di bawah arisan. Karena, organisasi tingkat kabupaten saja tidak bisa memilih ketua kalau yang akan dipilih tidak hadir,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, yang dikutip GenPI.co Senin (15/3)

Selain itu, Ni’matullah mengatakan bahwa jika nama orang yang keluar dalam undian arisan tidak hadir, maka pengundian akan dilakukan kembali.

Politikus itu menjelaskan bahwa dalam KLB ada yang disebut perangkat kongres, yaitu panitia, steering committee, dan presidium sidang.

“Semua itu tidak terpenuhi dalam KLB Deli Serdang kemarin, sehingga kami melihat itu KLB sebagai ‘kumpul-kumpul luar biasa’, bukan kongres,” tegas dia.

Menurut Ni’matullah, KLB dan musyawarah nasional (munas) luar biasa selalu diawali dengan mosi tidak percaya yang tidak direspons secara baik oleh pengurus sebuah organisasi.

“Tapi, saat ini tidak ada riak cukup serius di internal PD. Malah, saat ini kami sedang nyaman-nyamannya mengurus partai dengan pola dan cara kepemimpinan Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),” katanya 

BACA JUGA: Daripada Blingsatan, SBY dan AHY Sebaiknya Koreksi Diri

Ni’matullah memaparkan bahwa ada beberapa Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PD di Sulawesi Selatan yang diancam harus ikut KLB dengan iming-iming kemulusan pelaksanaan program kerja.

“Kami paham kalau itu hanya retorika ancaman. Tapi, bisa saja ada pengurus yang bisa jadi termakan omongan itu. Belum lagi ada iming-iming dana operasional dan uang saku,” tambah dia.

Namun, Ni’matullah menilai bahwa yang membuat para DPC termakan oleh ajakan itu adalah Kubu Moeldoko selalu membawa-bawa nama pemerintah dalam setiap janjinya.

“Mereka selalu bawa-bawa nama pemerintah, jadi mereka mudah percaya karena nama yang dijual itu nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko,” tandas Ni'matullah. (*)

BACA JUGA: Mendadak AHY Sambangi Kediaman JK, Bahas Hal Serius

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co