Pakar Psikolog Bela Rizieq Shihab, Analisisnya Bak Udara Segar

22 Maret 2021 11:48

GenPI.co - Seorang pakar psikolog membeberkan sebuah analisis jitu, yang dapat menjadi udara segar untuk kubu Rizieq Shihab.

Reza Indragiri Amriel selaku pakar psikologi forensik menjelaskan bahwa terdapat dampak persidangan online yang selama ini ditolak oleh Rizieq Shihab.

BACA JUGA: Habib Rizieq Dinilai Menghina Peradilan, Mahfud MD Angkat Bicara

Seperti kita ketahui, Rizieq Shihab dikabarkan menolak untuk mengikuti persidangan secara virtual di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Hal itu pun menuai polemik, dan banyak yang mengatakan bahwa aksi penolakan yang dilakukan Rizieq Shihab adalah aksi tak terpuji.

Namun, Reza menilai bahwa penolakan yang dilakukan Rizieq tak bisa dinilai dari satu sisi saja.

Pasalnya, Reza menambahkan bahwa sidang online memiliki dampak tersendiri dari sisi psikologis Rizieq.

"Ketika persidangan dilangsungkan secara virtual, ada sekian banyak dampak psikologis yang muncul," buka Reza.

"Sisi ini yang tampaknya vakum dalam cermatan lembaga dan sarjana hukum," tambahnya.

Lebih lanjut, Reza menilai bahwa selama ini Rizieq dianggap merendahkan lembaga peradilan dan penghinaan kepada hakim karena menolak sidang online. Padahal, tidak demikian.

BACA JUGA: Teriakan Amien Rais Bela Habib Rizieq, Menggelegar!

Dirinya pun memberikan beberapa contoh dari dampak sidang online yang dialami oleh terdakwa maupun dari sisi hakim.

"Beberapa contoh, imigran ilegal, ketika disidang secara daring, lebih besar kemungkinannya untuk dideportasi," ucap jebolan Psikologi UGM tersebut.

"Terdakwa yang diadili secara virtual juga merasa didehumanisasi dan disconnected.Sehingga mereka lebih sering berteriak dan keluar dari ruang sidang," tambahnya.

Dilihat dari kasus Rizieq, Reza mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah bila terdakwa menolak untuk hadir kemudian dipaksa untuk hadir dalam sidang online.

Hanya saja, pihak pengadilan harus cermat dalam meredam kompleksitas psikis yang bisa saja dialami oleh Rizieq Shihab karena paksaan tersebut.

"Bukan langsung disimpulkan sebagai, katakanlah, kebengalan terdakwa. Andai diabaikan, konsekuensi buruknya tidak hanya mengena kepada terdakwa, tetapi juga kepada hakim," ucap peraih MCrim (Forpsych, master psikologi forensik) di Universitas of Melbourne, Australia.

Dampak komunikasi yang buruk dalam sidang secara online, dapat memberatkan hukuman kepada terdakwa.

"Membesarnya kemungkinan terdakwa memperoleh putusan yang memberatkan. Ini disebabkan oleh kegagalan penasihat hukum melakukan pembelaan secara maksimal akibat kendala komunikasi," tuturnya.

BACA JUGA: Angin Segar dari Kejagung, Habib Rizieq Bisa Bernapas Panjang

"Komunikasi juga bisa memengaruhi nilai kehormatan sang hakim. Ditambah dengan masalah-masalah komunikasi yang muncul, kualitas putusannya akan terpengaruh," tutup Reza.(fat/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co