Akademisi Top Bongkar Fakta Istana, Habib Rizieq Bisa Lega

25 Maret 2021 08:45

GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan menanggapi perihal keadilan yang didapatkan Habib Rizieq Shihab (HRS) dalam pengadilan. 

Hal tersebut diungkapkan Rocky Gerung dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official.

BACA JUGA: Eks Anak Buah SBY Bongkar Gubernur DKI Jakarta: Tangkap Anies!

Rocky Gerung mengatakan bahwa proses pengadilan terhadap kasus HRS adalah kesesatan. Sebab, pengadilan tersebut pertama dilakukan secara online dan akhirnya dilakukan secara offline.
 
Rocky Gerung membeberkan bahwa hakim akan melihat adanya sebuah pembusukan di dalam kekuasaan yang pada akhirnya memperlakukan HRS seperti itu.

"Secara linier HRS akan dijadikan musuh abadi untuk konsolidasi kekuasaan," kata Rocky Gerung, Rabu (24/3).
 
"Tapi pada saat yang sama, hakim ini akan melihat bahwa ada pembusukan di dalam kekuasaan, lain kalau kekuasaan itu sekuat diktator, hakim ini juga mulai menengok jangan-jangan kalau kekuasaan berhenti di tengah jalan hakim-hakim ini jadi korban," bebernya.

BACA JUGA: Mendadak Amien Rais Berpesan Kepada Alumni 212, Mengejutkan

Rocky Gerung menilai, apa yang dilakukan hakim bukan semata-mata adanya kesadaran hukum, melainkan menyadari adanya potensi melemahnya kekuasaan.

"Jadi hakim ini hati nuraninya terbit bukan karena ada kesadaran moral hukum, tapi juga melakukan kalkulasi pragmatis," jelas Rocky Gerung. 

"Saya tetap menganggap bahwa hakim ini melihat potensi melemahnya kekuasaan, yang akhirnya balancing," tambahnya.
 
Menurut Rocky Gerung, bahwa hakim berani melakukan hal tersebut karena merasa HRS tidak akan membalas dendam, terlebih HRS tidak memiliki partai.
 
Rocky Gerung pun mengatakan adanya peran Istana yang akhirnya memperlakukan HRS secara tidak adil. 

"Ada tidak yang lebih moral standing dibandingkan dengan HRS, kan tidak ada," jelas Rocky Gerung.
 
Menurut Rocky Gerung, bahwa sesungguhnya Istana yang mempunyai ambisi politik, berbeda halnya dengan HRS yang hanya ingin mengembalikan keadilan.

"Jadi yang perlu diingat tukar tambah moral defisitnya ada di Istana karena Istana berlimpah koruptor yang secara moral membusukkan demokrasi," ungkap Rocky Gerung.

"Berlimpah ambisi-ambisi politik, sedangkan HRS tidak punya ambisi politik, hanya ingin mengembalikan keadilan," imbuhnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co