Tiki Taka PSI Boleh Juga, Elektabilitasnya Masuk Papan Tengah

02 April 2021 15:40

GenPI.co - Gaya tiki taka PSI yang selalu mengesankan membela kepentingan rakyat mulai terlihat hasilnya. Saat ini, elektabilitas PSI sudah masuk papan tengah parpol tingkat nasional.

Survei Polmatrix Indonesia menguatkan itu. Dalam survei, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang tidak memiliki wakil di Senayan memantapkan diri pada papan tengah.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 20-25 Maret 2021 terhadap 2.000 orang responden di 34 provinsi.

BACA JUGA: Formasi Halilintar Jet Junta Bunuh Anak-anak Myanmar 

Survei dilakukan melalui telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih acak. Margin of error survei itu di angka ±2,2 persen. Sedangkan tingkat kepercayaannya 95 persen.

Dalm survei itu, elektabilitas PSI naik dari 4,3 persen (Mei 2020) menjadi 4,5 persen pada September-Desember 2020. Sekarang angkanya malah sudah tembus 5,0 persen.

“PSI yang merupakan salah satu partai baru pada Pemilu 2019 dan tidak lolos parliamentary threshold kini menyodok ke papan tengah elektabilitas parpol,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto melalui press release di Jakarta, Kamis (1/4).

BACA JUGA: Jokowi Bisa Nelangsa! Kemarin Terima Kasih, Sekarang Kubu AHY...

Di kalangan ideologi Islam, Partai Ummat sebagai pendatang baru berpeluang menjadi kuda hitam. Partai Ummat yang sebelumnya masih nihil dukungan itu kini melesat menjadi 1,3 persen.

Angkanya bahkan sudah melampaui posisi Partai Amanat Nasional (PAN). Partai lain yang memerlihatkan power-nya adalah Demokrat.

Elektabilitas partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu bergerak naik dari kisaran 3 persen pada Mei-September 2020, menjadi 7,5 persen (Desember 2020). Sekarang angkanya tembus 8,1 persen.

Sementara PDIP dan Gerindra menjadi dua partai politik utama yang memimpin elektabilitas elektabilitasnya tidak memerlihatkan trend penguatan. Pada Mei 2020, elektabilitas PDIP mencapai 33,3 persen, lalu turun menjadi 28,7 persen (September 2020), merosot ke 25,5 persen (Desember 2020). Sekarang ada di kisaran 20,3 persen.

Gerindra juga sama. Dari 13 persen pada Mei-September 2020 menjadi 10,1 persen (Desember 2020), lalu naik tipis menjadi 10,5 persen.

BACA JUGA: Kubu Moeldoko Mau Gabung ke AHY? Nanti Dulu ya

Di bawah Gerindra ada Golkar yang semula memiliki elektabilitas 8 persen, kini menjadi 8,4 persen.

Lalu ada Nasdem (4,1 persen/3,9 persen/4,0 persen/3,7 persen), Perindo (1,1 persen/0,9 persen/0,7 persen/0,6 persen), dan Hanura (0,9 persen/0,6 persen/0,4 persen/0,3 persen).

Selanjutnya ada parpol gurem lainnya, yakni Berkarya, PKPI dan Garuda, yang kehilangan dukungan sama sekali.

Di antara parpol-parpol Islam, PKB memimpin (6,2 persen/5,3 persen/5,5 persen/5,4 persen), disusul PKS (5,4 persen/5,8 persen/5,2 persen/5,1 persen), dan PPP (1,5 persen/1,7 persen/1,8 persen/1,6 persen).

BACA JUGA: Rahasia Kekuatan Rusia Ternyata Ini, Pantas NATO Gemetar 

Elektabilitas PAN juga anjlok dari 2,2 persen pada Mei 2020, menjadi 2 persen (September 2020), lalu turun lagi ke angka 1,5 persen (Desember 2020), dan kini tinggal 1 persen).

Di luar itu ada Partai Gelora yang menunjukkan tren kenaikan.  Elektabilitas partai sempalan PKS itu naik tipis dari 0,1 persen pada Desember 2020 menjadi 0,2 persen. Masih ada 28,4 persen responden yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

“Turunnya dukungan dari sejumlah parpol kebanyakan lari menjadi undecided yang berpeluang bakal diperebutkan parpol-parpol yang lain,” ujar Dendik. (ant/dil/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co