GenPI.co - Tagar Haruna Soemitro untuk pergi (#HarunaOUT) berkumandang dan trending usai pernyataan-pernyataan yang dikeluarkannya dalam acara podcast bersama JPNN yang diunggah di youtube pada Sabtu (15/1).
Pengamat sepak bola senior, Weshley Hutagalung, mengatakan bahwa tagar tersebut tidak perlu dianggap serius.
“Anggap gimmick saja itu,” tutur Weshley saat dihubungi GenPI.co, Senin (17/1).
Beberapa hal yang menjadi sorotan adalah bagaimana anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI tersebut mengatakan bahwa orang tak ingin melihat proses, hanya butuh hasil akhir yang dicapai.
Haruna juga menyebutkan bahwa Shin Tae Yong tersinggung atas kritik yang diberikan dan merasa terbebani dengan target yang diberikan.
Padahal, menurut Haruna itu adalah pekerjaan yang memang harus dilakukan oleh Shin Tae-Yong dan kritik itu adalah hal biasa.
Pernyataan paling ramai dibicarakan mungkin adalah bagaimana dia mengatakan kalau match fixing bukan sesuatu yang harus diberantas.
Para suporter geram dengan pernyataan-pernyataan tersebut dan mulai menyuarakan tagar Haruna Out.
Cara melengserkan seorang Exco PSSI, berdasarkan pada Statuta PSSI Edisi 2019 adalah voter PSSI mengusulkan pemberhentian Haruna disertai alasan dan disampaikan kepada anggota Exco dan PSSI.
Setelah itu Haruna diberikan kesempatan untuk menyampaikan pembelaan terhadap usulan yang diajukan di depan Exco atau Kongres PSSI.
Usulan pemberhentian tersebut akan diterima jika dua pertiga suara voter setuju.
Weshley mengatakan bahwa tidak mudah untuk melengserkan seorang Exco PSSI dengan prosedur tersebut.
“Tidak mudah, naluri saya itu hanya trending sesaat,” tambahnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News