GenPI.co - Pandemi covid-19 membuat sejumlah orang kehilangan pekerjaan. Oleh sebab itu, harus tetap kreatif untuk menggali potensi diri dan menangkap peluang.
Seperti halnya Karina Ayu Budiani yang tak pernah lelah untuk berjuang keluar dari keterpurukan. Akibat kontrak kerja yang tak diperpanjang dia pun akhirnya punya banyak waktu untuk mencari peluang usaha.
“Saya sedang menggeluti usaha makanan dimsum dan kreasinya seperti dimsum saus mentai dan dimsum topping keju. Selain itu ada juga menu snack korea yakni Tteokbokki,” ucapnya kepada GenPI.co, Selasa (21/9/2021).
Waktu luang di rumah membuat wanita yang akrab disapa Ayu ini punya ide untuk masak. Dia mengaku, motivasi untuk masak tersebut karena untuk dikonsumsi sendiri.
“Sebab, saya dan keluarga di rumah senang makan, daripada jajan mending bikin sendiri yang sudah pasti higienis,” katanya.
Mulai dari situ, dia pun memberanikan diri untuk memasarkan hasil masakannya tersebut.
“Lumayan untuk tambahan penghasilan kecil-kecilan, tapi tetap motivasi utamanya biar gak diem saja di rumah meski gak kerja,” bebernya.
Wanita 35 tahun itu juga sempat mencoba jualan brownies matcha. Namun, responnya biasa saja.
“Akhirnya mendapat tawaran produk Ayam Bangkong frozen dan dimsum frozen,” katanya.
Akhirnya, dia tertarik mencoba jadi reseller dan dimsum mendapat respons baik.
“Akhirnya saya memilih berjualan dimsum frozen saja,” ucapnya.
Seiring berjalannya waktu karena merasa butuh sistem penjualan yang lebih rapi, akhirnya memutuskan untuk berjualan di Grabfood dengan tambahan menu supaya lebih menarik.
“Karena, saya suka masak makanan Korea, yakni Tteokbokki dan menu itu saya masukkan, di menu Grabfood dengan nama akun GOOJIB KOREAN AND DIMSUM,” paparnya.
Jadi, sekrang toko Grabfood saya fokus menjual menu Dimsum dan Tteokbokki dan kreasi-kreasinya seperti Dimsum Mentai, Dimsum Cheese, Tteokbokki keju, dan Ramyeon Tteokbokki.
Dalam menjalani usaha buat Ayu tantangan terbesar dalam memiliki usaha sendiri bukan faktor eksternal, melainkan faktor internal.
“Semua itu harus dimulai dari semangat dan passion dari diri sendiri supaya rajin berpromosi dan rajin berkreasi,” paparnya.
Sebab, bisnis makanan tumbuhnya seperti jamur. Banyak sekali kompetitor di pasaran yang membuat banyak orang menyerah untuk mempertahankan usahanya.
“Kendala ini bisa diakali dengan rasa yang khas, dalam kasus saya adalah dengan menggunakan bahan-bahan saus yang memang citarasa resep Korea untuk Tteokbokki,” bebernya.
Menurut Ayu, resep dan takaran yang sudah paten dan diakui enak sama orang-orang sekitar merupakan salah satu strategi supaya pelanggan balik lagi untuk belanja.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News