GenPI.co -
Selalu ada suka dan duka di balik sebuah usaha. Begitu pula yang dirasakan oleh Sutrisni alias mbak Tri dalam merintis Batik Nggunung.
Mbak Tri mengaku pernah ada konsumen yang menawar produk batiknya sangat rendah.
"Ada pembeli yang mintanya motif rumit, banyak nanya, tetapi giliran dikasih tahu harganya, eh nawarnya kayak beli cabai," kata Mbak Tri kepada GenPI.co, Rabu (22/9/2021).
Namun, setiap pengalaman memang selalu melahirkan cerita baru.
Mbak Tri tengah menggambar desain batik (Foto: Dok. Mbak Tri)
Tak lama setelah itu, Mbak Tri justru bercerita kalau batiknya ada yang membeli dalam partai banyak.
Batik yang dijual offline dan online ini sudah dirintis cukup lama.
Awalnya, dirinya diutus menjadi wakil desanya pada 2016 untuk mengikuti pelatihan batik di UPK Kecamatan Gunung Wungkal, Pati, Jawa Tengah.
Namun, dua tahun berselang tak berjalan dengan mulus.
Dirinya pun berinisiatif mengikuti berbagai keterampilan membatik, baik mandiri maupun dari dinas-dinas terkait.
"Pada 2018 saya mulai membangun usaha batik sendiri dengan nama Batik Nggunung," katanya.
Batik yang lebih menonjolkan motif khas Jrahi ini memiliki produk dan harga yang bervariasi.
Dari yang masih dalam bentuk kain batik sibori, batik cap, batik tulis, hingga produk jadi, seperti tas batik, ikat kepala batik, sarung batik, hingga baju batik.
"Harganya dari Rp 30 ribu hingga Rp 200 ribuan," katanya.
Mbak Tri mengatakan, belakangan masih ada saja yang menganggap batik sebagai produk mahal.
Padahal, di balik harga pasti ada kualitas yang ditawarkan.
Dia berharap, ke depan Batik Nggunung miliknya lebih banyak peminatnya.
"Sehingga lebih banyak menyerap tenaga kerja dari sekitar. Agar ibu-ibu dan remaja putri tidak banyak menganggur," katanya. (*)
Batik Nggunung (Foto: Dok. Mbak Tri)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News