GenPI.co - Lahir dari keluarga pas-pasan tidak menyurutkan tekad Angga Perdana Hamdani untuk menjadi pebisnis, justru hal itu menjadi cambuk baginya.
Angga merupakan seorang pebisnis muda dari Jambi. Anak pertama dari tiga bersaudara ini tinggal di daerah pinggiran sungai Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Ayahnya adalah seorang staf tata usaha di sekolah negeri, sementara Ibu nya seorang penjual lontong. Hal ini membuat Angga harus berjuang keras menyelesaikan pendidikannya di kampus dengan kuliah sambil bekerja.
Perjalanan Angga dimulai tahun 2009, saat mulai menjajaki Kota Padang, menjadi salah mahasiswa fisika di salah satu universitas negeri.
Sama seperti anak baru lainnya Angga begitu bahagia karena akan menjadi kehidupan baru sebagai mahasiswa, namun ternyata itu hanya sesaat, karena waktu-waktu berikutnya banyak dia habiskan bekerja serabutan untuk bisa menyambung hidup dan melanjutkan pendidikan.
“Beban orang tua saya sudah begitu banyak. Saya punya dua orang adik yang masih sekolah dan gaji ayah saya hanya cukup untuk menghidupi kami sekeluarga, tidak lebih dari itu. Jadi, saya putuskan ikut bekerja,” kata Angga dalam keterangan resmi, Rabu (1/6/2022).
Awal pekerjaannya dimulai ketika masih semester satu, dia mencoba mencari pekerjaan yang cocok, namun apa daya tanpa pengalaman dan kenalan seolah semuanya sia-sia.
Lalu, akhirnya Angga mendapat tawaran untuk bekerja di rumah makan, tanpa pikir panjang dia menerima pekerjaan sebagai buruh cuci piring, karena pada saat itu ekonominya benar-benar sedang buruk.
Dari pekerjaan di rumah makan itulah cikal bakal dia mencoba segala jenis pekerjaan, mulai dari menjadi tukang jual pulsa, penjual buku, makelar tanah, pedagang kaki lima hingga MLM (multi level marketing).
Angga sering dicemooh karena pekerjaannya, namun dia tak ambil pusing. Menyelamatkan kuliah dan menyambung hidup lebih berharga baginya saat itu.
Hingga pada tahun 2014 dia mencoba bisnis tiketing, dari yang awalnya menjadi calo tiket satuan sampai mendirikan agen penjualan tiket pesawat.
Rencananya berhasil, bisnis tiketnya maju pesat, kemudian dia mencoba melirik bisnis tour yang saat itu dipelajarinya secara otodidak kepada kenalannya, dan bisnis tour-nya pun berhasil berkembang.
Dari bisnis tour travel yang tadi nya bergerak di pasar lokal, Angga kemudian melebarkan bisnisnya ke travel umrah dengan menjadi salah satu cabang tour travel untuk wilayah Kerinci.
Jumlah pendaftar jemaah umrah maju pesat, bahkan saking sibuknya saat itu, hampir tiap bulan dia harus berangkat ke Makah untuk membawa jemaah. Hasilnya pada usia 25 tahun dia sudah berhasil menjadi miliarder muda.
Namun siapa sangka semua yang dimilikinya itu harus raib dalam satu malam, Angga ditipu oleh partner bisnisnya sendiri, uang jemaah dibawa kabur dan dia terpaksa harus terseret masalah hukum. Satu persatu aset yang dimilikinya harus digadaikan untuk mengganti uang jemaah.
Sebenarnya pada saat itu Angga diminta berhenti oleh keluarganya, namun dia memilih maju dan mengambil tanggung jawab tersebut.
Apa yang menimpa Angga ternyata membawa hikmah besar baginya. Akibat masalah itu akhirnya menjadi cikal bakal dia membuka perusahaan sendiri yang diberi nama PT. Andalas Jaya Wisata atau lebih dikenal dengan Ajwa Tour.
"Setelah jatuh dan ditipu, hal pertama yang saya lakukan adalah menjual mobil dan berangkat umrah ke Makah. Saya berdoa di depan Kabah agar Allah membantu menyelesaikan urusan saya, dan mengangkat saya lebih baik," tuturnya.
Dan sekarang berkat kegigihannya, bukan saja telah menyelesaikan semua tanggung jawab, Angga Perdana Hamdani juga berhasil melebarkan sayap usaha nya ke berbagai bidang, seperti media, lembaga pendidikan, perkebunan, fashion hingga properti.
Perusahaan Ajwa Tour yang dia dirikan telah menjadi salah satu perusahaan travel umrah berskala nasional yang telah melebarkan sayap ke seluruh Indonesia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News