GenPI.co - Kesuksesan seorang pengusaha selalu dibarengi dengan cerita yang menarik, termasuk kisah Putra.
Putra adalah pemburu madu hutan. Dia dikenal sebagai pawang tawon karena kelihaiannya mengambil madu di berbagai medan.
Kelihaiannya bukan tanpa sebab. Putra memang lahir dari keluarga pemburu madu. Ayahnya dan kakaknya juga dahulu berprofesi sebagai pemburu madu hutan.
Namun, kini ayahnya sudah cukup tua untuk bisa berburu di hutan, sedangkan kakaknya, Gino, telah meninggal dunia. Praktis, tinggal Putra yang mewarisi tradisi berburu madu hutan.
“Saya sudah sejak SD mbolang bareng bapak berburu madu hutan. Saat itu masih dijual di sekitar rumah. Alhamdulillah, sekarang sudah ada internet dan penjualannya bisa sampai ke luar kota,” ujar Putra kepada GenPI.co, Jumat (5/8).
Putra sering berburu madu di sekitar hutan-hutan di Jawa Tengah. Tak sembarang hutan dia masuki. Sebab, dirinya mesti menghapal musim bunga.
Pemuda 23 tahun itu pun menjelaskan bahwa tiap hutan punya musim bunga yang berbeda-beda.
“Bisa saja ke hutan dan ketemu sarang madu, tetapi tidak ada isinya. Sebab, saat itu sedang tidak musim bunga. Jadi, itu penting sekali,” ucap dia.
Dalam satu kali perburuan, Putra biasanya mendapatkan 3-4 kilogram madu. Bila beruntung, dirinya pernah pulang membawa 14 kilogram madu.
Madu-madunya itu dijual dengan merek Putra Hunter Dorsata. Dirinya biasa menggunakan kemasan sederhana, mirip botol Marjan.
Sebab, menurut dia, bila kemasan terlalu baik, orang malah jadi enggak percaya madu yang dijual asli dari hutan.
Putra menuturkan nama dorsata sendiri diambil dari jenis madu yang paling banyak ditemuinya di hutan.
“Iya, kalau terlalu bagus, orang mengira itu produk toko biasa. Untuk harganya bervariasi,” ucap dia.
Putra menyebut untuk madu dorsata dijual Rp 230 ribu, madu klanceng Rp 260 ribu, dan madu cerana Rp 230 ribu.
Tiap bulannya, Putra bisa menjual hingga puluhan botol ke pelanggan setianya.
Dia berharap industri madu lokal, terutama madu hutan bisa terus tumbuh. Dia tak ingin Indonesia yang kaya akan sarang madu malah dibanjiri madu dari luar negeri.
Di sisi lain, dirinya pun harus bergelut dengan para oknum yang menjual madu palsu.
Walakin, dia percaya madu asli akan tetap menemui penikmatnya sendiri.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News