Kisah Taruna yang Punya Bisnis Keren, Cuannya Mengalir Terus

20 Maret 2021 12:30

GenPI.co - Kehidupan taruna dikenal dengan kedisiplinan yang tinggi. Namun, siapa sangka dari sana lahir ide bisnis yang mampu menghasilkan cuan berlipat.

Adalah Hoga, seorang alumni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) yang telah membuktikannya. 

BACA JUGAMakan Pastel jadi Bahagia, Wanita Ini Buat yang Kekinian & Laris

Hoga memulai bisnis CV. Hoga Tiga Saudara saat dirinya masih tingkat satu di STTD.

Kepada GenPI.co, Hoga bercerita bahwa kehidupan di taruna cukup keras. Kedisiplinan dan kerapian sangat diperhatikan.

Setiap harinya hampir selalu ada kegiatan lari. Hal itu berguna untuk melatih fisik sekaligus kekompakan. 

Namun, karena alasan itu pula, tak sedikit taruna yang kehilangan beberapa atribut.

“Pasti itu hampir selalu ada saja yang name tag-nya hilang waktu lari. Nah, kalau hilang pasti harus segera diganti tuh, kalau enggak, bisa kena hukuman,” kata Hoga kepada GenPI.co pada Kamis (19/3/2021).

BACA JUGATertarik Dengan Kulit Nabati, Dimas Bikin Produk Sendiri

Laki-laki yang kini tinggal di Bekasi itu pun mulai memutar otak. Dia tak ingin terus-terusan mendapat hukuman.  Dia pun menemukan toko atribut di daerah Senen, Jakarta.

Saat mendapatkan izin bermalam (IB), Hoga pun ke Jakarta untuk membeli beberapa atribut yang hilang. Awalnya, dia mempersilakan teman-temannya jika ada yang mau titip beli.

Akan tetapi, lama-lama titipan makin banyak. Saat itu lah ide untuk membisniskan atribut ini tercetus.

“Awalnya nyoba naikan harga Rp 3 ribu, kemudian Rp 5 ribu, tetapi, mereka tetap mau. Sebab, daripada IB dipakai buat ke Jakarta dan beli satu barang saja, mereka pasti lebih memilih untuk menitip barang ke saya,” katanya.

Jalinan pertemanan yang luas membuat pangsa pasar Hoga tak hanya di satu angkatan saja, tetapi juga di tingkat bawah dan atas.

Pelan-pelan bisnisnya terus berkembang pesat. Dia pun berniat memperluas pasar dengan merambah pasar digital, seperti Instagram maupun Shopee.

Hingga kemudian, pada 2020 akhir, dirinya resmi menjadikan bisnisnya itu menjadi perseroan komanditer atau CV. 

Sejak saat itu, Hoga tidak hanya mengandalkan pasar perseorangan saja, tetapi juga pasar ‘borongan’ untuk kantor-kantor tertentu.

Dari hanya menjual atribut untuk STTD, kini telah meluas ke berbagai lembaga lain. Meskipun harus diakui, pasar Dinas Perhubungan masih mendominasi.

“Kemarin, waktu lagi ramai CPNS, baju dinas laku banget. Kalau bicara harga, itu tergantung apa yang mau dibeli. Untuk yang paling murah itu tali sepatu PDL Rp 2.500, sampai paling mahal sepatu tali putar buat TNI Rp 1,2 juta,” katanya.

Menjalani bisnis sembari menjadi taruna bukan hal yang mudah. 

Hoga bercerita dirinya pernah setelah makan siang langsung bergegas ke Jakarta untuk mengambil beberapa barang untuk seniornya.

Saat itu, seniornya akan mengadakan apel khusus pada malam hari. Dengan gerak cepat, satu jam sebelum apel berlangsung, barang-barang yang dibutuhkan sudah tersedia. Pesanan berhasil diselesaikan.

Bisnis yang dimulainya dengan nol rupiah ini pun tak selalu mulus-mulus saja. Dirinya bahkan pernah mendapat pesanan pesanan pedang pora untuk pernikahan.

Namun, karena perajin telat mengirim barang, otomatis dirinya pun ikut terlambat mengirim ke pelanggannya yang saat itu ada di luar kota.

Hoga pun akhirnya memilih mengirimnya menggunakan travel sehingga bisa sampai dengan cepat. Otomatis, dana ongkos kirim pun membengkak dan membuatnya tak mendapat untung saat itu.

Meskipun demikian, di tengah banyaknya cobaan bisnis, CV Hoga Tiga Bersaudara ini terus mengalami nasib mujur. Pelanggannya tak berhenti-henti.

Hoga yang awalnya hanya mengambil D3 di STTD, kini bisa mengambil extention ke D4 dengan uang sendiri. 

Dana pendidikan awal yang kira-kira sebesar Rp 20 juta itu dibayarnya dengan keringatnya sendiri.

Kini, hasil dari bisnis atributnya itu telah mengantarkannya lulus D4. Selain itu, bisnisnya pun mulai menggurita, selain berbisnis di dunia atribut, Hoga juga mulai merambah dunia kuliner. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co