Temani Pacar Kerja di Kedai Kopi, Linda Lihat Peluang dan Sukses

23 Maret 2021 09:50

GenPI.co - Herlinda Novitasari merupakan salah satu wanita yang berhasil menjadi pengusaha sukses.

Dia merupakan owner dari kedai kopi bernama Atap Brew and Fried. 

BACA JUGABaca Buku Lalu jadi Pebisnis, Gazan Sukses Lewat Keripik Pisang

Atap menjadi salah satu pelopor berdirinya kedai kopi yang ada di Cepu, Blora, Jawa Tengah. 

Tak heran bila kedai milik perempuan yang kerap disapa Linda itu jadi salah satu kedai yang favorit bagi masyarakat di sana.

Dia menceritakan bahwa berdirinya Atap berawal dari obrolan santai saat nongkrong bersama ketiga temannya. 

Dalam obrolan tersebut, Linda dan temannya membahas soal sulitnya mencari pekerjaan, terutama untuk meraih impian menjadi pegawai negeri sipil (PNS). 

"Dulu pas pertama kali Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden, sempat ada moratorium tidak diadakan penerimaan CPNS. Di situ lah rasanya mencari pekerjaan itu susah sekali," ujarnya kepada GenPI.co belum lama ini. 

BACA JUGAAwalnya Bisnis Dikerjakan Sendiri, Kini Tyan Pekerjakan Karyawan

Selain itu, salah satu teman Linda juga harus mutasi ke Cikarang, karena perusahaan tempat temannya bekerja pindah. 

Dari situ lah Linda dan temannya memutuskan membuka pekerjaan untuk diri sendiri dan berdiri lah Atap pada 2016.

Wanita berhijab ini mengatakan bahwa dia tertarik dengan kopi, karena dulu sering menemani kekasihnya bekerja di kedai kopi. 

"Dulu tertarik banget sama kopi. Saking seringnya nemenin pasangan pas dia kerja di kedai kopi," imbuhnya. 

Dalam menjalani bisnisnya ini, Linda juga menghadapi berbagai tantangan yang cukup sulit. 

Salah satu tantangannya ialah memperkenalkan kopi modern yang masih tergolong baru di masyarakat Cepu. 

Tantangan  tersebut terjadi karena masyarakat Cepu mempunyai tradisi menikmati kopi kothok yang sudah ada sejak zaman dahulu.

Kopi kothok sendiri bukan lah nama varietas kopi tertentu, tapi merupakan kopi yang dibuat dengan cara merebus air bersama bubuk kopi varietas apa pun, baik arabika atau robusta.

"Tapi bagi kami, kopi kothok memang sudah menjadi tradisi, jadi bukan berarti kami anti-kopi kothok," ujarnya. 

Tumbuh suburnya kedai kopi yang ada di Cepu juga membuat Linda terus berinovasi membuat hal-hal baru di kedai kopinya. 

Dia juga tetap mengikuti tren yang ada, tetapi tetap dengan gaya dan ciri khas Atap sendiri. 

Melalui tagar #kopikancepu, dia berharap kopi Cepu lebih dikenal di masyarakat luas.

Selain itu, dia ingin juga memperkenalkan bahwa di Cepu juga terdapat banyak kopi selain kopi kothok. 

"Intinya kami ingin berjalan beriringan dengan kopi tradisi masyarakat Cepu," jelasnya. 

Selain mengelola usaha kedai kopi, Linda juga membuka usaha lain, yakni menerima pesanan strap mask atau tali masker. 

Bisnis strap mask-nya tersebut baru berjalan beberapa bulan belakangan ini. 

Melihat peluang usaha yang cukup tinggi, Linda akhirnya memutuskan untuk menjual strap mask yang dibuatnya secara manual. 

Bahkan, dalam seminggu, Linda bisa menerima pesanan strap mask puluhan hingga ratusan jumlahnya. 

"Alhamdulillah, ya," imbuhnya. 

Linda pun berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang ingin memulai merintis usaha agar lebih optimistis. 

"Jangan takut memulai, jangan takut jatuh, jangan takut gagal, karena usaha itu nikmatnya saat ramai pembeli, kita akan bersemangat untuk memberikan yang terbaik, dan saat-saat sepi kita akan bersemangat untuk memperbaiki diri," tegasnya. 

Dia juga menyarankan untuk melihat peluang dalam memilih usaha dan juga sesuaikan dengan passion, kesukaan, dan hobi masing-masing. 

"Usaha yang didasari dari jatuh cinta pada produk sendiri akan mendatangkan kebahagiaan yang lebih besar dari materi itu sendiri," imbuhnya. (*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co