Rengginang Wonosobo, Kudapan Tradisional yang Tak Lekang Waktu

02 Juni 2019 05:46

GenPI.co - Begitu banyak aneka kudapan kekinian yang sekarang digandrungi oleh masyarakat. Namun hal itu tidak mematikan populernya kudapan tradisional Wonosobo yang terbuat dari beras ketan ini. Rengginang.

Wonosobo sebagai kabupaten dengan beraneka ragam industri UMKMnya, memiliki satu produk unggulan yaitu Rengginang beras ketan. Desa Ngadikusuman, yang berada di kecamatan Kertek ini adalah salah satu sentra industri rengginang. Hj. Khoiruddin, salah satunya. Sejak 1992 Hj. Khoiruddin telah memulai industri rengginang beraneka rasa. 

Berawal dari berdagang beras, Hj. Khoiruddin ingin membuat olahan beras menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih. Awalnya beliau hanya memproduksi rengginang rasa bawang, gula jawa dan rengginang warna-warni. 

Tapi sekarang, setelah anaknya meneruskan usahanya, inovasi rengginang semakin beraneka ragam. Ada rengginang rasa santan, daun kucai, hingga terasi. Bentuk rengginang pun kini disesuaikan dengan selera pasar, ada rengginang ukuran koin, ukuran jumputan dan ukuran lambar.

BACA JUGA: Ini 10 Kuliner Magelang yang Bakal Bikin Kamu Ketagihan

Pemasarannyapun sekarang sudah merambah hingga ke luar provinsi. Yang menjadikan rengginang ini begitu khas yaitu rasa bawangnya yang sangat terasa dan juga sangat renyah jika digoreng dengan teknik yang benar.

“Dari tahun 1992 rengginang saya itu sudah banyak perubahan, karena kita berusaha membuat rengginang dengan kualitas terbaik agar bisa bersaing di pasar. Tiap tahun pasti selalu ada evaluasi, sehingga terciptalah rengginang seperti yang sekarang panjenengan rasakan. Dari yang awalnya rengginang banyak yang tidak merekah waktu di goreng, sampai sekarang akhirnya kita bisa membuat rengginang yang sangat renyah,” tutur Saidah, anak Hj. Khoiruddin.

Pembuatan rengginang sendiri sebenarnya mudah, hanya saja butuh pengalaman yang cukup baik untuk bisa membuat rengginang dengan kualitas terbaik. Mula-mula beras ketan direndam semalaman, lalu dicuci dan ditiriskan. 

Kemudian kukus beras ketas selama 30 menit, lalu uleni dengan larutan bawang dan garam hingga merata. Kukus kembali beras ketan sekitar 30 menit lalu cetak. Proses pengeringannya bisa menggunakan cara penjemuran tradisional maupun dengan oven.

Saat ini industri rumahan yang dijalankan Hj. Khoiruddin sudah mampu memproduksi 1 ton tiap bulannya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemberdayaan perempuan disekitar rumahnya. Beberapa ibu-ibu usia produktif menjadi karyawannya mulai dari menampih beras, mencetak rengginang hingga proses packing. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co