5 Pesona Wisata Cirebon, Cocok untuk Wisata Religi dan Ngabuburit

16 Mei 2020 16:48

GenPI.co - Dikenal sebagai Kota Persinggahan Para Wali, Cirebon memiliki beragam tempat dengan nilai sejarah Islam di dalamnya. 

Saat bulan Ramadan, berbagai sudut kota di Jawa Barat ini pun ramai dikunjungi warga untuk sekedar ngabuburit. Sebagian berasal dari luar daerah yang hendak berziarah ke makam Wali.

Lalu tempat mana saja yang tak pernah sepi pengunjung. Kali ini GenPI.co merangkum 5 tempat yang wajib dikunjungi di Cirebon seperti dihimpun dari berbagai sumber. Apa saja?

1. Pasar Kanoman

Bila berjalan ke arah pelabuhan, kira-kira 10 menit berkendara dari Balai Kota Cirebon, wisatawan bisa menemui sebuah pasar yang memiliki nilai historis tinggi, yakni Pasar Kanoman. Pasar yang sudah ada sejak 1800-an ini berdiri gagah di depan Keraton Kanoman. 

Dulu, pada masa kolonial, pasar sengaja dibangun Belanda untuk menggembosi kekuatan keraton dan memagari warga supaya sulit mengakses pusat kesultanan. 

Maka itu, bangunan pasar didesain memiliki dinding-dinding yang tinggi, menyerupai kawasan Pojok Benteng di Yogyakarta.

Segala aktivitas jual-beli di Cirebon berpusat di sini. Pedagang menjual beragam jenis barang. Ada sembako, makanan dan minuman khas Cirebon yang sudah siap santap, produk kerajinan, dan berbagai kebutuhan rumah tangga. 

Pertama kali masuk ke pasar itu, kita akan mendengar orang-orang berbicara bahasa Sunda bercampur Jawa dengan logat ngapak, yang terdengar sebagai sebuah kekayaan lingustik. Dari situ, wisatawan bisa memotret keaslian masyarakat setempat.

BACA JUGA : 3 Tempat Wisata Angker di Indonesia, Siapa Berani?

2. Keraton Kanoman

Tak sampai 50 kali melangkah dari beranda belakang Pasar Kanoman, pelancong bisa menemukan sebuah keraton tua yang dari gerbang muka tampak sedikit tak terawat. 

Keraton ini sudah berdiri sejak 1678, dibangun oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I.

Keraton Kanoman bisa diakses oleh siapa pun, bahkan warga biasa yang tak memiliki hubungan kekerabatan dengan sultan.

Keraton Kanoman yang berdiri di lahan seluas 6 hektare ini terdiri atas tiga bagian. 

Bagian depan ialah tempat yang biasa dipakai untuk pentas. Di sana terdapat bangsal yang dimanfaatkan untuk tempat menyimpan gamelan dan alat-alat pentas milik kesultanan. 

Bangsal tersebut dikepung oleh pagar bumi dengan ornamen piring-piring peninggalan bangsawan Cina yang ditempel di dinding-dindingnya. 

Sementara bagian tengah, terdapat bangunan bernama Jinem. Bangunan ini seperti joglo yang dipakai untuk penobatan sultan.

BACA JUGA : 4 Artis ini Punya Destinasi Wisata Favorit Loh

3. Alun-alun Kejaksaan 

Menjelang malam, alun-alun yang bersebelahan dengan Masjid Raya At-Taqwa ini kian ramai disambangi muda-mudi, juga keluarga.

Tempat tersebut seolah menjadi magnet kehidupan malam di Kota Cirebon. Lampu-lampu taman yang berkedip warna-warni menimbulkan suasana meriah.

Di lapangan yang luas, menghadap ke arah masjid, terdapat sejumlah permainan bocah, misalnya odong-odong, mobil-mobilan, arena memancing buatan. 

Di sekelilingnya digelar beragam tenda kuliner. Para penjaja menyediakan bermacam-macam jenis penganan. 

Yang paling top dan jadi incaran pelancong kalau datang ke Cirebon adalah es durian.

Durian yang dipakai beberapa pedagang didatangkan langsung dari Bengkulu atau Medan. Tak heran, kalau rasanya membuat ketagihan.

4. Bubur Toha

Bubur Toha namanya. Lokasinya di simpang pertigaan Jalan Siliwangi, tepatnya di Jalan Moh Toha.

Disini, dijual bubur ayam, bubur kacang hijau, dan bubur ketan hitam. 

Sekilas, penampakannya mirip dengan warung bubur ayam milik orang asli Kuningan yang membuka lapak di Jakarta. Warung Bubur Toha selalu ramai, meski buka 24 jam.

Bangku-bangkunya pasti penuh. Orang-orang sampai antre dan menunggu tamu-tamu selesai makan. Mereka ingin mencicipi rasa bubur yang kesohor itu. 

Bubur Toha memang beda dengan bubur ayam pada umumnya. Racikannya ditambahi dengan irisan wortel. Rasanya pun lebih gurih. Sepiring bubur ayam cuma dibanderol Rp 6.000, sementara bubur kacang hijau dan ketan hitam Rp 5 ribu.

5. Pantai Kejawanan

Pantai ini menjadi spot terbaik untuk menikmati matahari terbenam. Ada sebuah dermaga menjorok ke laut yang mengantarkan pengunjung lebih dekat dengan garis pantai. 

Di sampingnya, berlabuh kapal-kapal pengangkut logistik, juga batu bara.

Kala matahari melungsur, kapal-kapal itu berubah warna menjadi merah-hitam, terkena pantulan lembayung. 

Kadang-kadang, bulatan surya mengintip di cerobong asap kapal, atau di sela dek, menghasilkan sebuah lanskap yang eksotis. 

Kalau ingin melihat matahari tenggelam bulat-bulat, tersedia kapal-kapal nelayan yang siap mengangkut wisatawan menuju tengah laut. Biayanya berkisar kurang lebih Rp 50 ribu per orang.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co