GenPI.co - Penceramah Kondang Buya Yahya blak-blakan menjawab jemaahnya terkait hukum memperbesar kema*uan pria untuk membuat istrinya makin puas.
Hal tersebut diungkapkan Buya Yahya dalam video di kanal Youtube Al-Bahjah TV pada 22 Januari 2019.
Meski ukuran rudal pria tak bisa menjadi tolok ukur kepuasan dalam berhubungan ranjang, tapi tak dimungkiri sebagian wanita menginginkan ukuran yang lebih besar.
Lantas, bagaimana pandangan Islam dalam hal ini, apakah boleh memperbesar kemaluan?
Buya Yahya mengakui, bahwa masalah ukuran kemaluan ini memang kerap terjadi di masyarakat.
Namun, Buya Yahya menegaskan bagaimana seharusnya suami-istri bisa bergaul dengan baik untuk sama-sama mencapai kepuasan.
Menurut Buya Yahya, perlu dipahami, bahwa Allah menciptakan perempuan dengan wilayah khusus yang ada di tubuhnya.
Ada beberapa wilayah yang mendasar, dan ketika rudal pria bisa menyentuh titik sensitifnya, itu sudah bisa memberikan kepuasan.
"Sehingga, tidak dipermasalahkan akan panjang pendeknya ukuran. Yang penting kemaluan laki-laki menyentuh wilayah sensitif itu, maka sampailah seorang wanita pada tingkat (puas). Artinya bisa saja kesenangan selesai di sini," kata Buya Yahya dikutip GenPI.co, Senin (9/5).
Namun yang jadi masalah, kata Buya Yahya, saat seseorang memiliki khayalan yang dibawa dari film-film berbau p**no.
Padahal, Buya Yahya menilai, kesenangan bisa usai saat suami memberikan kenikmatan saat berhubungan ranjang dengan menyentuh titik sensitifnya.
"Kalau memang ada (rudal) yang sangat kecil, sehingga tidak bisa menjangkau wilayah sensitif wanita. Kalau seandainya ada, pengobatan dilihat dua cara," jelas Buya Yahya.
Pertama, operasi memungkinkan, tetapi dengan syarat yang ketat.
Menurut Buya Yahya, laki-laki yang masih mampu memuaskan wanita dengan ukuran kelaminnya saat itu, maka dilarang untuk melakukan operasi.
Pasalnya, menurut Buya Yahya, dia akan membuka aurat untuk dibesarkan dengan operasi. Tapi kalau memang tidak bisa, diupayakan pengobatan.
"Kalau memang kondisinya darurat, baru boleh ditangani untuk operasi. Tapi kalau masih bisa sentuh area sensitif wanita, maka nggak perlu (operasi)," ungkap Buya Yahya.
Selain itu, cara kedua, kata Buya Yahya, dengan mengoleskan obat di kemaluannya. Namun, dengan syarat tak boleh dipijitkan oleh orang lain.
"Boleh istrinya sendiri. Atau dioles dengan tangan sendiri, tapi tidak sampai titik kenikmatan. Diupayakan dengan tangan kiri. Dengan catatan obat itu tidak membahayakan. Kalau membahayakan, haram," kata Buya Yahya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News