Warung Kemarang, Surga Kuliner di Banyuwangi

Warung Kemarang, Surga Kuliner di Banyuwangi - GenPI.co
Pembukaan Waroeng Kemarang, Sabtu (16/6)

Beragam komentar positif tadi makin membuat owner Waroeng Kemarang Meirianto tambah semangat. Bermodalkan tanggung jawab moral sebagai orang Banyuwangi, dia mengaku makin pede untuk mengangkat wisata kuluner daerah berjuluk Sunrise of Java itu. "Mimpi besarnya mengangkat pariwisata Banyuwangi. Ini kota termurah nomor dua setelah Solo. Living cost-nya rendah," ujar Wowok.

Karenanya, ekowisata pun jadi pilihan utama. "Sawah salah satu bentuk ekowisata. Pas dengan nama Kemarang yang artinya bakul. Tempatnya nasi. Mudah-mudahanan setelah diisi nasi dan makanan tradisional pengunjung jadi betah berwisata kuliner di Banyuwangi," harapnya.

Bagi yang penasaran, silakan jajal beragam menu tradisionalnya. Dari mulai Sego Tempong, Rujak Soto, Pelasan, Uyah Asem (Kesrut), Sego Janganan, Pecel Pitik, Kopi Lethek, Gedang Goreng, Sumping, Kucur, semua tersedia di Waroeng Kemarang.

Harganya? Dijamin nggak bakal bikin kantong bolong. Harga di Waroeng Kemarang relatif murah dibandingkan dengan resto-resto lain yang sekelas. Misalnya, harga segelas kopi hanya Rp.3000. Sego tempong (nasi, sayuran, sambal) hanya Rp.5000. "Sangat terjangkau. Namun, kualitas makanannya tidak murahan," tambah Wowok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya