Barong Ider Bumi Semarakkan Banyuwangi

Barong Ider Bumi Semarakkan Banyuwangi - GenPI.co
Ritual Barong Ider Bumi di Desa Kemiren, Banyuwangi, Sabtu (16/5)

Sabtu (16/5), Banyuwangi semarak sekali. Bagaimana tidak, di Desa Kemiren, Barong Ider Bumi digelar. RItual tolak bala itu sudah tentu menarik banyak minat wisatawan. Hasilnya, desa itu panuh pengunjung yang penasaran untuk melihat berjalannya ritual. 

"Ini tradisi budaya yang sudah sangat tua. Tradisi yang sudah berusia ratusan tahun ini bertujuan untuk bersih kampung agar terhindar dari bala bencana. Harus dipertahankan," tutur Suhaimi, Ketua Adat Desa Kemiren, Sabtu (14/6).

Pesonanya memang dahsyat. Estimasi kasar dari Dinas Pariwisata Pemkab Banyuwangi, jumlahnya menembus angka 10 ribu wisatawan. Kemiren pun langsung sesak dipadati tamu yang datang.

Suhaimi mengungkapkan, Barong dipercaya masyarakat Desa Kemiren sebagai makhluk mitologi yang menjaga desa. Barong yang memiliki sayap tersebut diarak warga Desa Kemiren menggunakan baju adat Osing yang dominan berwarna hitam. Sepanjang jalan, tokoh adat masyarakat Osing dan Menpar Arief Yahya menebarkan uang koin yang dicampur dengan beras kuning.

Cholqul Ridho, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Banyuwangi menjelaskan filosofi dibalik ritual unik itu. Ia mengatakan, uang koin yang disebar di jalan namanya sembur utik-utik. Uangnya diperebutkan oleh banyak orang terutama anak-anak. Maknanya, adalah shodaqoh masyarakat Kemiren kepada anak-anak. Membudayakan tradisi berbagi. "Salah satu daya tariknya ya di sini. Karena sampai mangku barong mereka kembali lagi ke pintu masuk. Dan terakhir ditutup dengan selamatan makan bersama dengan menu pecel pitik," jelasnya.

Pecel Pitik ini adalah makanan khas Banyuwangi. Kulinernya menggunakan bahan utama ayam kampung yang masih muda. Setelah disembelih, ayam kampung dibersihkan lalu dipanggang secara utuh di perapian. Sedangkan bumbu yang digunakan sangat sederhana yaitu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. Setelah dihaluskan, bumbu dicampur dengan parutan kelapa muda.

Beragam atraksi menarik tadi langsung dikomentari Menteri Pariwisata Arief Yahya yang ikut hadir bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Dia pun tak segan mengapresiasi konsistensi Banyuwangi yang terus mengangkat tradisi budaya menjadi sebuah atraksi yang menarik. "Yang dilakukan masyarakat Desa Kemiren dengan mengangkat tradisinya sebagai atraksi budaya sudah tepat untuk pengembangan pariwisata. Ini penting, karena wisatawan yang datang ke Indonesia, 60 persennya karena tertarik budaya," kata Menpar.

Mantan Dirut Telkom itu sampai ikutan melempar koin receh sebagai tanda kemakmuran, dan kesejahteraan. Baginya, inilah syiar budaya Banyuwangi ke seluruh dunia. "Ini syiar Budaya Banyuwangi ke seluruh dunia. Jadi harus terus dilestarikan," ucapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya