Dua Pangeran Wafat, Keraton Cirebon Berselimut Duka

Dua Pangeran Wafat, Keraton Cirebon Berselimut Duka - GenPI.co
Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat (kanan) saat memberi keterangan kepada media di Cirebon, Jawa Bat, Senin (28/6/2021). (ANTARA/Khaerul Izan)

Namun, dia enggan memastikan penyebab kepergian Hempi dengan alasan sedang melayat dan mengantar jenazah Hempi ke peristirahatan terakhirnya.

Jenazah Hempi sempat disalatkan di Mande Layonan Astana Gunung Sembung, Selasa, 13 Juli 2021 pagi. Jenazahnya lantas dikebumikan di komplek makam Kaprabonan di Astana Gunung Sembung, komplek makam Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.

Kaprabonan merupakan peguron atau perguruan/tempat belajar. Kaprabonan Cirebon diyakini sebagai tempat menimba ilmu bagi keluarga Kesultanan Cirebon dahulu.

BACA JUGA:  Rebutan Takhta, Keluarga Kasepuhan Cirebon Buka Opsi Jalur Hukum

Kaprabonan berasal dari kata Kaprabuan (Raja), yang berfungsi sebagai tempat Dinniyah atau tempat kegiatan agama Islam yang diberlakukan bagi komunitas Keraton Kanoman maupun masyarakat umum.

Kaprabonan Cirebon berdiri ketika Sultan Anom I, Sultan Abil Makarim Mohammad Badrudin yang mendirikan Keraton Kanoman Cirebon wafat, pada 1682.

BACA JUGA:  Pecah Rekor, 87 Persen Wilayah Kabupaten Cirebon Zona Merah

Berdasarkan silsilah Kesultanan Cirebon yang dimiliki Kaprabonan, Sultan Anom I dan permaisuri keduanya, Ratu Sultan Penengah yang merupakan cucu Pangeran Losari, memiliki anak lelaki bernama Pangeran Raja Adipati Kaprabon.

Sultan Anom I menunjuk Pangeran Raja Adipati Kaprabon sebagai penggantinya ketika dia wafat. Namun, pangeran ini justru menyerahkan kedudukannya kepada sang adik yang berbeda ibu, Pangeran Raja Mandureja. (*)

BACA JUGA:  Viral Fenomena Semburan Lumpur di Cirebon, Ini Kata ESDM

Video heboh hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya