
Namun jika sudah tampak rusuh, sejumlah santri senior dan jadi penyelenggara sepak bola neraka ini langsung melerai dan mengambil bola api.
Seperti sebuah turnamen, sepak bola neraka di pondok ini mencari seorang pemenang. Tidak ada hadiah khusus memang, namun bagi santri yang saban harinya sibuk dengan urusan ibadah dan doa-doa, kegiatan ini sungguh menghibur.
“Selain sebagai penutupan rangkaian acara Iduladha di pondok, sepak bola neraka ini juga untuk menghibur santri, terutama yang baru-baru. Kan biasanya kalau mendengar takbir mereka rindu rumah,” ungkap Khafid.
BACA JUGA: Di Tengah Covid-19, Mahasiswa Menghadapi Permasalahan Psikososial
Bermain tanpa pengaman dan tidak terkontrol tadi tentu saja bukan tanpa resiko. Beberapa santri tampak keluar lapangan dengan luka-luka kecil di kaki. Namun salah seorang santri yang ikut bermain yakni Zulkarnain berkata jika dia tidak mempermasalahkan luka-luka itu.
“Tidak masalah. Lanang po rak. Yang penting kamar saya menang,” tegasnya. (*)
BACA JUGA: Mendadak Shin Tae Yong Jadi Komentator Sepak Bola di Olimpiade
Video heboh hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News