GenPI.co 
Rivani Adelia memang masih muda. Usianya baru 19 tahun. Tapi soal prestasi, dara yang sedang menuntaskan pendidikan di Amerika Serikat ini tak kalah dengan golfer-golfer lain yang lebih senior.
Kisah hidupnya tergolong unik. Tak biasa. Penuh warna. Bayangkan, ayahnya adalah David Sihotang, mantan karateka nasional. Sementara ibunya adalah penyanyi. Tapi kenapa Rivani lebih fokus ke dunia golf? Malahan punya segudang prestasi membanggakan?
"Ini semua berkat almarhum papa. Dia yang memperkenalkan aku pada dunia olahraga. Terus terang, saya itu senang dengan olahraga beladiri karate seperti papa. Namun, saya dilarang karena papa bilang takut hidung saya patah. Akhirnya diarahkan untuk menekuni olahraga golf," ujarnya, saat ditemui di sela-sela latihannya di lapangan golf Emeralda Cimanggis, Depok.
Prestasi serta nama besar sang ayah, menjadi cambuk tersendiri bagi Rivani
Maklum, Almarhum David Sihotang adalah mantan karateka nasional peraih perak Kejuaraan Karate Asia Pasifik (AFUKO) 1987. David bukan hanya sukses sebagai atlet. Dia juga sukses saat menjadi pelatih. Prestasinya adalah mengantarkan Rossi Nurasjati meraih perak Olimpiade Hiroshima 1994. Rivani pun bertekad melebihi prestasi ayahnya.
"Target saya sih kalau bisa melampaui prestasi yang pernah papa ukir. Sehingga mampu membuat bangga papa," katanya.
Karir pun mulai ditapaki. Berbagai turnamen mulai dijajaki. Coba deh tengok rekam jejaknya. Di SEA Games 2015, dia sudah sukses mempersembahkan Perak individual dan Tim. Ia juga menjadi Runner up RSGC Malaysia, meraih Perak Beregu, Individual, mix Foursome, Foursome putri PON XIX 2016, runner up Best Gross Overall 42nd RSGC Ladies Amateur Open 2016.
Saking okenya, dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika.
"Yang pasti kami para atlet akan memberikan yang terbaik bagi bangsa. Apalagi kita tampil di kandang," kata alumnus SMA 4 Depok itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
