
Lembah Harau juga memiliki penguat lantaran diajukan menjadi geopark nasional dan global UNESCO di tahun ini. Selain Lembah Harau, paket geopark ini meliputi Ngarai Sianok, Danau Maninjau, Kars Tarusan Kamang, Danau Singkarak, juga bekas tambang Sawahlunto. Ada juga Danau Kembar, Solok Selatan, Silokek, hingga Mentawai.
“Masuk dalam proyeksi geopark, tentu menaikan value Lembah Harau. Wilayah ini akan mendapatkan banyak keuntungan,” katanya.
Berdasarkan kalkulasi, potensi besar dimiliki Lembah Harau. Sebab, setiap tahun wilayah ini dikunjungi sekitar 150 ribu wisatawan atau 400 orang setiap harinya. Dengan tiket dibanderol Rp5.000 per orang, destinasi ini diperkirakan menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp800 juta. Inkam bagi masyarakat berupa hasil transaksi kuliner atau kerajinan juga lainnya.
“Kalau didorong, destinasi ini akan menghasilkan lebih besar PAD. Kalau itu terjadi, masyarakat dan daerah sama-sama diuntungkan. Pertumbuhan wilayah ini akan semakin cepat dengan digulirkannya PHCAF, apalagi ini sudah tahun ke tiga. Penyelenggaraan festival ini juga selalu sukses,” tuturnya.
Pada 2017 atau PHCAF-2, event ini mampu mendatangkan lebih dari 5.000 wisatawan. Dari jumlah itu, 200 orang diantaranya adalah wisman. Mereka berasal dari Tiongkok, Jepang, Belanda, Swedia, hingga Jerman.
“Penyelenggaraan PHCAF-3 ini luar biasa. Dengan dukungan beragam treatment, kami yakin setelah ini jumlah kunjungan wisatawan akan semakin meningkat. Sebab, aksesibilitas dan amenitas di wilayah ini sangat bagus. Jadi, enjoy Lembah Harau,” terang Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menyisakan agenda di Sabtu (15/7), PHCAF-3 ini terus menyajikan beragam seni budaya. Ada aksi dari Silek Lacah, Pacu Jawi (Pacu Sapi), hingga Jelajah Harau berupa wisata alam. Usai jeda siang hari untuk ishoma, festival dilanjutkan dengan beragam Pertunjukan Kesenian Minangkabau. Rangkaian PHCAF-3 ini akan ditutup pada pukul 17.00 WIB.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News