Wow, Pariwisata Indonesia Tinggalkan Negara Tetangga

Wow, Pariwisata Indonesia Tinggalkan Negara Tetangga - GenPI.co
Candi Borobudur, salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia.

Satu tahun silam, Menteri Pariwisata Arief Yahya pernah memperkirakan Pariwisata Indonesia akan tampil sebagai primadona. Di depan sejumlah wartawan dalam konferensi pers Capaian Tiga Tahun tema Pembangunan Ekonomi Baru dan Peningkatan Produktivitas untuk Menunjang Pemerataan, pada Oktober 2017,  Menpar memperkirakan setoran devisa di sektor pariwisata diperkirakan akan mengalahkan setoran devisa dari beberapa industri, salah satunya kelapa sawit.

Klaim Menpar kala itu bukanlah tanpa dasar. Sejak tahun 2014, sektor pariwisata Indonesia memang terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Geliat pariwisata Indonesia tampak dari data yang dirilis howmuch.net.  Dalam sebuah artikel berjudul ”Mapped: The World’s Dependency on the Travel Industry”, situs tersebut memberi visualisasi mengenai GDP pariwisata negara-negara di dunia. Situs tersebut mengumpulkan datanya dari The Travel and Tourism Competitiveness Report 2017 oleh World Economic Forum.

Istimewanya, howmuch.net menunjukkan bahwa Gross Domestic Product (GDP) Indonesia bahkan telah mengungguli dua negara Singapura dan Malaysia. Selama tahun 2017, total GDP sektor pariwisata Indonesia mencapai 28,2 miliar dollar atau setara dengan Rp.409 triliun. Sedangkan Malaysia berada di bawahnya dengan raihan  13 miliar dollar atau sekitar Rp.189 triliun. Sementara Singapura pada tahun 2017 mengumpulkan  13,9 miliar dollar atau setara Rp.202 triliun dari sektor pariwisata.

Sejak 2014, pariwisata Indonesia menjelma menjadi primadona yang terus dilirik. Akibatnya, arus wisatawan semakin kencang dan berdampak devisa negara dari sektor ini ikut terkatrol. Pada 2015, sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 12,225 miliar. Angka ini membuat pariwisata sebagai penyumbang devisa keempat terbesar di bawah Migas (US$ 18,574 miliar), CPO (US$ 16,427 miliar), dan batu bara (US$ 14,717 miliar). 

Pada 2016, sumbangan devisa pariwisata melonjak menjadi US$13,568 miliar. Angka ini membuat pariwisata menjadi penyumbang devisa kedua terbesar setelah industri kelapa sawit (CPO) yang menyumbang US$ 15,965 miliar. Perolehan devisa negara dari sektor pariwisata sejak tahun 2016 sudah mengalahkan pemasukan dari migas dan di bawah pemasukan dari CPO.

Pariwisata ditargetkan menjadi penyumbang utama devisa pada 2019 dengan angka US$ 24 miliar. Untuk memenuhinya, beberapa strategi dilakukan. Penetapan 10 destinasi Bali baru adalah salah satunya. Selain itu bekerjasama dengan berbagai instansi lainnya, unsur amenitas dan aksesibilitas destinasi-destinasi wisata yang ada terus diperkuat. Kemenpar juga terus mempromosikan pariwisata Indonesia pada berbagai forum dunia dengan branding Wonderful Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya