Pariwista Banyuwangi yang Terus Moncer

Pariwista Banyuwangi yang Terus Moncer - GenPI.co
Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi Ethno Carnaval 2018.

Pertumbuhan dinamis dibukukan pariwisata Banyuwangi pada semester I 2018. Pergerakan arus masuk wisatawan mancanegara (wisman) naik 2.913 orang. Dari rentang Januari-Juni 2018, pertumbuhan wisman di angka 51.755 orang. Padahal pada periode sama di tahun 2017, akumulasinya hanya 48.842 wisman.

Progress positif ini menjadi potensi market menjanjikan, terutama bagi maskapai penerbangan dengan poros The Sun Rise of Java.

Banyuwangi terus tumbuh sebagai destinasi paling menjanjikan. Nature, culture, dan manmade-nya luar biasa. Bahkan, penyelenggaraan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018, Minggu (29/7), mampu menyedot jumlah wisatawan dalam jumlah besar. BEC bahkan menjadi free open trip bagi 25 wisman dari 16 negara.

“Pertumbuhan pariwisata Banyuwangi ini luar biasa. Pemerintah memberikan apresiasi atas langkah yang diambil Banyuwangi untuk mengembangkan pariwisatanya. Pertumbuhan ini tentu jadi industri yang sangat menjanjkan,” ungkap Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, saat membuka BEC 2018. Minggu (29/7).

The Sun Rise of Java mengalami ledakan kunjungan wisatawan. Sepanjang semester I 2018, total jumlah kunjungan wisatawan mencapai 2.589.587 orang. Dari rentang Januari hingga Juni, jumlah kunjungan wismannya mencapai 51.755 orang. Untuk wisatawan nusantara (wisnus) ini mencapai 2.537.832 orang. Rapor ini tentu menjadi tesis sempurna bila dikomparasi dengan periode sama tahun sebelumnya.

Sepanjang semester I 2017, The Sun Rise of Java total hanya dikunjungi 2.413.709 wisatawan. Rinciannya, jumlah kunjungan dari wisman 48.842 orang lalu wisnusnya mencapai 2.364.867 nama. Mengacu angka komparasi itu, pariwisata Banyuwangi saat ini mengalami surplus hingga 2.913 wisman. Testimoni ini tentu menjadi potensi market menjanjikan bagi maskapai penerbangan.

“Pertumbuhan wisatawan Banyuwangi bagus. Secara geografis juga menguntungkan karena dekat Bali. Ke depan, perlu ada pembukaan rute penerbangan dari Denpasar–Banyuwangi. Ini akan dibuka sebelum perhelatan AM IMF-WB 2018 menunggu perluasan apron di Bandara Ngurah Rai Bali yang direncanakan selesai pada September tahun ini," terang Luhut lagi.

Semantara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemerintah pusat sudah banyak membantu Banyuwangi untuk mengembangkan pariwisatanya. Ia mencontohkan kawasan Ijen dan Lijen yang aksesnya sedang dibenahi. Selain itu, untuk memenuhi unsur aksesibilitasnya, penguatan fasilitas Bandara Banyuwangi terus dikerjakan. 

"Bandara Banyuwangi semakin diperkuat. Luas apron ditambah menjadi 23.000 meter2. Perluasan apron ini, juga diikuti pekerjaan penebalan runway (overlay) dari PCN 27 menjadi 56, pelebaran runway dari 30 meter menjadi 45 meter dan penambahan luasan parkir 1.000 meter2. Total, ada kucuran dana sebesar Rp 300 milyar dari Angkasa Pura II untuk mendukung program Annual Meeting IMF - World Bank yang akan diselengarakan Oktober mendatang di Bali," papar Anas.

Selain poros Banyuwangi-Bali, The Sun Rise of Java juga berupaya mengembangkan poros internasional. Destinasi di kawasan ini akan dihubungkan dengan Tiongkok melalui direct flight Sriwijaya Air. The Sun Rise of Java tertarik lantaran Sriwijaya berhasil menjaring 300.000 wisatawan Tiongkok. Tiongkok juga menjadi pemasok wisatawan terbesar di Indonesia.

“Berbagai upaya untuk mengembangkan pariwisata Banyuwangi terus dilakukan. Bersama Sriwijaya, kami ingin menggarap pasar Tiongkok. Sriwijaya ini sangat sukses dengan menarik kunjungan wisman dari Tiongkok dalam jumlah besar,” Anas mengimbuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya