
GenPI.co - Peneliti klimatologi Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer, BRIN, Erma Yulihastin mengatakan, beberapa daerah di pesisir utara Jawa wajib mewaspadai banjir rob yang terjadi hingga penguhujung tahun ini.
Erma menyebut, bencana alam tersebut akan menimpa daerah di utara pulau Jawa meliputi Jakarta Utara, Indramayu, Kabupaten Tangerang, Bekasi hingga Kepulauan Seribu. Rob kali ini ternyata berbeda dari yang biasanya terjadi di wilayah-wilayah itu.
“Tidak hanya disebabkan oleh pasang bulan biasa tapi juga karena maraknya badai di lautan,” ujar Erma dalam keterangan resmi, Minggu (5/12).
BACA JUGA: Atasi Banjir Rob, Pemprov DKI Lanjutkan Pembangunan Tanggul NCICD
Erma menjelaskan, banjir rob terjadi salag satunya karena adanya badai di lautan (storm surge). Kondisi ini terjadi karena adanya suatu sistem badai dalam pola garis-garis memanjang (squall-line).
“Efek itu menjalar dan dihasilkan oleh suatu sistem tekanan rendah yang terus berproses terbentuk semakin matang dan luas,” imbuhnya.
BACA JUGA: Lansia dan Bayi 6 Bulan Terbawa Banjir Bandang di Lombok
Kondisi itu membuat cuaca di Indonesia saat ini, menurut Erma, sangat dikontrol oleh dinamika penguatan dan pelemahan pusaran angin yang memiliki radius putar puluhan hingga ratusan kilometer tersebut.
Badai vorteks, begitu Erma menyebutnya, dapat memicu cuaca ekstrem di sektor utara di Kalimantan dan sektor selatan di Jawa, Madura, Bali, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
BACA JUGA: Banjir Kepung Denpasar, Lansia Terjebak dan Mobil Hanyut
Pengaruh langsung dari vorteks itu menimbulkan curah hujan tinggi dan angin kencang di sebagian wilayah Kalimantan, khususnya bagian tengah dan utara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News