Mengintip Tradisi Nyepuh Ciomas

Mengintip Tradisi Nyepuh Ciomas - GenPI.co
I Gde Pitana didampingi Wawan Gunawan mengikuti rangkaian Nyepuh Ciomas.

Hari masih pagi di hari Rabu (1/8). Namun sudah banyak orang sudah berkumpul kawasan hutan lindung masyarakat Ciomas, Panjalu, Ciamis. Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana tampak hadir di situ. Ia didampingi Kepala Bidang Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan.

Di tempat itu, ritual turun-temurun masyarakat Ciomas sedang berlangsung. Namanya Tradisi Nyepuh Ciomas. Itu adalah sebuah upacara membersihkan pusaka-pusaka dari Kerajaan Panjalu. Air pembasuh pusaka diambil dari tujuh sumber di Gunung Sawal

Walau rangkaiannya panjang, tapi Pitana tampak mengikuti acara dengan Khidmad. Pada lehernya terkalung sebuah kain putih. Menggunakan payung, rombongan Nyepuh Ciomasan mengantarnya ke menuju rumah Juru Kuncen Makam Kiyai Penghulu Gusti.

Dari situ, rombongan menuju Mata Air Ci Geugeur Emas. Berikutnya, dilanjutkan prosesi Ritual Siraman Air Suci. Setelah itu, baru berjalan menuju Puncak Ritual Makam Keramat Kyai Penghulu Gusti.

Ritual Tradisi Nyepuh berikutnya berlanjut ke Panglawungan Bojakrama. Di situ, rombongan menanam pohon mahoni. Oleh Tetua Adat, pohon tersebut diberi nama Mahono Brahmananda.

Usai ritual inti di Makam Keramat Kyai Penghulu Gusti, kegiatan dilanjutkan menuju Panglawungan. Di tempat itu para peserta menggelar upacara doa dan keselamatan.

Pitana mengatakan, Wisata Religi berupa Tradisi Nyepuh Ciomas ini unik dan menarik. Ada nilai historis yang selalu dirawat dengan baik. Di situ juga ada aktivitas pelestarian lingkungan dengan merawat 7 mata air.

“Tradisi ini harus terus dilestarikan. Bukan hanya itu, tradisi ini juga harus diperkenalkan pada publik lebih luas,” ujar Pitana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya