GenPI.co 
Selasa (7/8) pagi, Distrik Walesi di lembah Baliem sudah ramai. Masyarakat lokal berbaur dengan wisatawan sudah menati dibukanya Festival Lembah Baliem 2018. Cuaca pun sedang bersahabat. Walau matahari bersinar terik, namun semilir angin dari pegunungan Jawawijaya membuat hawa menjadi sejuk.
Meskipun festival belum dibuka, namun suasana sudah riuh. Para peserta festival bersuka cita menari dan menyanyikan lagu khas Wamena, Papua. Keunikan pakaian adat dan ornamen khas Papua selalu menjadi daya tarik para wisatawan, baik lokal maupun asing.
Keramahan warga Papua pun terlihat kala melayani permintaan foto dari wartawan, wisatawan mancanegara, fotografer maupun warga sekitar.
Suasana semakin meriah ketika festival dibuka secara resmi oleh Pjs. Gubernur Soedarmo. Teriakan-teriakan khas memenuhi udara. Peserta festival tampak bersemangat. Menggunakan pakaian khas Papua, mereka siap menghibur penonton dengan atraksi khas.
“Adat dan budaya merupakan peninggalan nenek moyang yang wajib kita jaga sebagai generasi penerus bangsa. Perang Lembah Baliyem sengaja digelar secara berkelanjutan sebagai wujud kepeduliaan pemerintah dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia,” ujar Sudarmo dalam sambutannya.
Tahun 2018 ini merupakan ke-29 kalinya festival Lembah Baliyem digelar. Festival diikuti oleh 40 distrik yang ada di kabupaten Jayawijaya. Distrik disini merupakan sebutan lain untuk kecamatan. Setiap distrik mengirimkan sekitar 20 hingga 40 peserta untuk ikut dalam tarian perang yang jadi suguhan utama festival itu.
Festival Lembah Baliem menjadi salah satu event besar di Indonesia. Budaya dan kearifan lokal yang eksotik menjadi suguhan utamanya. Ini menjadikan Festival ini Lembah Baliem masuk dalam Calender of Event Kementerin Pariwisata
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengungkapkan, Festival Lembah Baliem memiliki pesona yang sangat kuat. Wajar bila para wisman rela mengantri untuk menikmatinya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
