
Apalagi Akidi Tio punya anak sulung laki-laki (lao da, baca: lao ta). Mestinya, lao da itulah yang lebih tahu soal waris.
Si lao da tinggal di Jakarta. Ia punya putri yang ngetop: mejeng di dalam pesawat pribadi dengan jam tangan RM jenis yang sangat mahal. Foto itu pernah viral di medsos.
Tapi ya sudah. Saya tidak tahu seberapa baik hubungan antara lao da dan si Ahong. Atau seberapa buruk. Saya tinggalkan rumah Ahong.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Doa Wadas
Tinggal satu lagi yang masih bisa dikunjungi di hari Imlek seperti malam itu: Kelenteng. Saya pilih yang terdekat: Kelenteng marga Chu.
Inilah uniknya Palembang: semua marga Tionghoa punya kelentengnya sendiri-sendiri.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Merah Putih
Tidak ada daerah lain yang seperti itu. Umumnya kelenteng adalah oikumene: untuk siapa saja. Maka di Palembang sampai ada 76 kelenteng!
Mengapa di Palembang begitu banyak Tionghoa marga Chu? Tidak ada yang bisa menjawab. Marga Chu ini minoritas di banyak tempat. Harus ada penelitian untuk itu.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Ulang Pantun
Apakah itu ada hubungannya dengan kedatangan orang Tionghoa ke Palembang yang jauh sebelum ada Indonesia. Bahkan sebelum ada nama Palembang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News