Catatan Dahlan Iskan: Menu Mandoti

Catatan Dahlan Iskan: Menu Mandoti - GenPI.co
Menu Mandoti. Foto: Disway

"Saya dilamar semua partai," katanya.

Maka jadilah Adnan calon tunggal. Lawannya, kotak kosong. Ia menang 92 persen.

Sang ayah masih sempat menyaksikan Adnan jadi bupati di periode pertama. Sang ayah lantas meninggal dunia. Di Singapura. Kanker paru. Di usia yang baru 52 tahun.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kakak Sofwati

Pesan terakhir sang ayah: berhentilah merokok. Ia dengarkan sendiri pesan terakhir itu. Adnan pun langsung berhenti merokok. Sampai sekarang.

Dari Gowa saya berkendara ke Parepare. Bersama istri. Kangen ikan bakarnya. Dulu, dua jam sudah bisa sampai Pare-pare. Kini harus tiga jam.

Sambil makan, saya menelepon Wakil Bupati Enrekang. Saya masih penasaran soal Mandoti. Terutama kenapa beras itu diberi nama Mandoti.

"Mandoti itu bahasa Enrekang. Artinya, guna-guna. Atau hipnotis," ujar Asman, sang wakil bupati.

Mandoti disebut Mandoti karena daya pikatnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya