Begini Sejarah Puasa Arafah

Begini Sejarah Puasa Arafah - GenPI.co
Jemaah haji sedang wakuf di Padang Arafah. (ist)

GenPI.co - Puasa Arafah disunnahkan bagi umat muslim di seluruh dunia pada satu hari sebelum Idul Adha, atau 9 Zulhijah, (Sabtu, 10 Agustus 2019). Puasa Arafah memiliki banyak kedahsyatan bagi yang menjalankannya, salah satunya adalah bisa menghapus dosa selama dua tahun. Lalu seperti apa sejarah dan asal muasal diturunkannya puasa Arafah?

Dilansir dari berbagai sumber, pada mulanya Arafah merupakan nama bagi tempat yang letaknya berada di dekat kota Mekkah. Kini, kata Arafah bukan hanya identik dengan nama tempat melainkan juga menjadi nama bagi hari kesembilan bulan Dzulhijjah.

Kata Arafah bermakna keyakinan. Penamaan ini ada hubungannya dengan peristiwa nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya melalui mimpi. Pada hari kesembilan pada bulan Dzulhijjah itulah nabi Ibrahim ‘yakin’ bahwa mimpinya benar.

BACA JUGAIni 5 Fakta Puasa Arafah Jelang Hari Raya Idul Adha

Untuk mengabadikan peristiwa tersebut, yakni kejadian di saat hati nabi Ibrahim yakin atas mimpinya, maka hari kesembilan bulan Dzulhijjah dinamai dengan hari keyakinan atau hari Arafah.

Berikutnya, agar peristiwa keyakinan Nabi Ibrahim (dan putranya) tersebut menjadi motivasi bagi umat Islam, maka Allah Swt melalui Nabi Muhammad SAW mensyariatkan beberapa hal berikut. Pertama, disunahkan bagi umat Islam untuk melaksanakan Puasa hari Arafah bukan puasa hari Wuquf.

Hal ini diterangkan dalam hadist Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim, no. 1162)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya