Catatan Dahlan Iskan: Planetarium Walisongo

Catatan Dahlan Iskan: Planetarium Walisongo - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Tentu Walisongo punya fokus lain: mederasi beragama. Itu sesuai dengan namanya: Walisongo –sembilan tokoh penyebar Islam di Jawa yang sangat akomodatif terhadap budaya lokal.

Prosesi para guru besar di acara Dies Natalis kemarin diiringi dengan musik gamelan Jawa. Diterbitkan pula buku tebal berjudul The Living Walisongo –berisi kumpulan tulisan para guru besar mereka dengan misi yang sama.

Prof Imam Taufik sendiri masih mendirikan pondok pesantren. Di sebelah pagar UIN Walisongo. Para mahasiswa bermukim di situ untuk memperdalam ilmu agama.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Nasib Imran

Satu-per satu rumah di sekitar rumahnya ia beli. Dijadikan pondok. Kini sudah ada 9 rumah. Yang pertama dibeli adalah rumah blok B no 9. Karena itu pondok Prof Imam diberi nama: Pondok Darul Falah Besongo.

''Songo'' artinya sembilan. Kata ''Besongo'' perlu ada untuk membedakan dengan pondok Darul Falah di Kudus milik mertuanya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Drone Kamikaze

Tahun ini UIN Walisongo juga memberikan penghargaan Walisongo: termasuk untuk tokoh mederasi beragama dan tokoh pertanian.

Penghargaan pada pejuang mederasi agama diberikan kepada Ketua Muhammadiyah Jateng yang juga dosen Walisongo: Dr Tafsir.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Covid-19: Buntu Panjang

Sedang tokoh pertanian diberikan ke kiai sepuh KH Ubaidullah Shodaqoh. Sang Kiai mengembangkan pertanian padi organik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya