
"Yang paling berani pun, mungkin hanya sampai tingkat 60," tambahnya. "Tingkat Ade ini sudah 90 atau 100," katanya.
Artinya: apa yang ada di pikiran Ade 100 persen ia ucapkan. Tidak ada yang disembunyikan. Tidak ada yang dicadangkan untuk tenggang rasa. Pun kalau itu menyangkut agama dan alim ulama. Tapi dalam hal Saifuddin, Ade mengecam pendeta Kristen lulusan pesantren asal Bima itu.
"Saifuddin itu dungu dan bodoh," kira-kira begitu pendapatnya. "Seharusnya Saifuddin hanya mengusulkan perbaikan tafsir Quran. Bukan menghapus 300 ayat Quran-nya," ujarnya di suatu acaranya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Kembali S & N
Ade juga tidak setuju penilaian Saifuddin bahwa pesantren sarang terorisme.
"Mayoritas pesantren itu NU. Dan NU sangat moderat," katanya. "Kalau toh ada yang ekstrem itu minoritas," tambahnya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Rumah Semeru
Aneh, kata Ade, Saifuddin mengelu-elukan menteri agama sebagai orang yang moderat, tapi menilai pesantren sarang ekstremis.
"Padahal menteri agama lulusan pesantren," ujar Ade.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Taktik Filibuster
"Di mana logika pendeta Saifuddin," katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News