
Spesies watwa liar dilindungi yang bernilai tinggi, seperti orang utan, badak, gajah, harimau, komodo, dan anoa terus dijaga populasi dan peningkatannya.
Caranya upaya pengendalian habitat serta konsolidasi terhadap habitat yang terfragmentasi melalui pemantapan high conservation value forest.
Ketiga, kerja-kerja yang nyata dalam aksi iklim di berbagai sektor melalui penataan kawasan, pengendalian karhutla secara permanen, Program Kampung Iklim (Proklim), tata kelola sampah dan limbah, pengembangan ekonomi sirkuler serta pengembangan nilai ekonomi karbon.
BACA JUGA: KLHK Terus Tingkatkan Kapasitas Penyuluh Kehutanan
Pengendalian emisi karbon terbesar yang berasal dari sektor kehutanan ditangani melalui Rencana Operasional FoLU Net Sink 2030.
Cara lainnya ialah membangun ketahanan iklim dengan upaya restorasi, di antaranya melalui rehabilitasi hutan dan lahan, pengelolaan dan pemulihan lahan gambut dan ekosistem mangrove.
BACA JUGA: KLHK Soroti Pentingnya Offtaker untuk Kemajuan Bank Sampah
Keempat, pengembangan dan penguatan instrumen kerja seperti pemantauan dan penanganan pencemaran air, pencemaran udara dan penanganan kerusakan lingkungan dan lahan.
Caranya ialah melalui pemulihan ekoriparian, peningkatan kualitas proklim selain rehabilitasi hutan dan lahan serta restorasi mangrove.
BACA JUGA: KLHK: RI Punya Peran Penting dalam Forum Diplomasi Lingkungan
Kelima, pengembangan instrumen regulasi dan kebijakan serta artikulasi terus dilakukan sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan nasional dan internasional.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News