Dirjen EBTKE: Hidrogen Hijau Pilar Utama Dekarbonisasi Industri

Dirjen EBTKE: Hidrogen Hijau Pilar Utama Dekarbonisasi Industri - GenPI.co
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis selaku Chair Energy Transitions Working Group (ETWG) Yudo Dwinanda Priaadi. Foto: Kementerian ESDM

Kementerian ESDM dan pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesellschaft Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) telah mempelajari potensi pasar hidrogen hijau di Indonesia, sekitar 1.895 kT per tahun pada 2021.

Selain itu, juga untuk industri (urea, amonia, refinery, methanol), dan permintaan lainnya seperti pembuatan Biofuel, baja hijau, jaringan pulau, dan sel bahan bakar kendaraan berat.

Dadan menuturkan ada beberapa rencana investasi hidrogen hijau dan proyek percontohan yang sedang berjalan.

BACA JUGA:  Dorong Transisi Energi, Kementerian ESDM Dorong Peran Gas Bumi

Salah satunya ialah hibrida hidrogen hijau dari tenaga surya dan angin di Sumba Timur (7-8 MW), pilot project di Ulubelu dengan memanfaatkan kondensat panas bumi, rencana proyek di Kalimantan Utara dan Papua dari pembangkit listrik tenaga air besar.

Ada juga pemanfaatan hidrogen hijau di ibu kota baru pada 2045 (4.000 untuk transportasi umum dan 21.000 ton untuk sektor industri

BACA JUGA:  Semburan di Proyek Sorik Marapi, Respons Kementerian ESDM Top

Meski demikian, Dadan mengungkapkan terdapat beberapa faktor keberhasilan dalam implementasi proyek hidrogen hijau.

Di antaranya ialah penetapan kebijakan, akses sumber daya, pasar potensial, standar, ketersediaan teknologi hingga dukungan finansial.

BACA JUGA:  Menteri ESDM: Indonesia Dorong EBT yang Berkeadilan Lewat G20

Menurut Dadan, setiap negara memiliki karakteristik berbeda dalam pengembangan hidrogen hijau, tetapi mempunyai kebutuhan teknologi dan pendanaan yang sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya