Sekarang jarak kemajuannya antara langit dan sumur. Setelah itu kita masih disejajarkan dengan Korea Selatan dan Taiwan. Sebagai sama-sama macan kecil.
Kini kita disejajarkan dengan Vietnam, Kamboja, Bangladesh. Masih dengan kemungkinan mereka akan meninggalkan kita. Mengapa?
"Itu karena kita menganut Pancasalah," tulisnya di buku itu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Reformasi Polri: Konsep Belum
Ia pun tanpa berliku-liku langsung membuat daftar lima salah itu. Satu: salah kaprah. Dua: salah lihat. Tiga: salah asuh. Empat: salah tafsir.
Lima: salah tata kelola. Satu, dua, tiga, empat, baiknya Anda baca sendiri. Toh hanya beberapa halaman. Itu pun sudah dengan gambar dan karikatur.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Ferdy Sambo: Skema vs Skema
Saya sangat tertarik dengan Pancasalah kelima: salah tata kelola. Laksamana perlu menegaskan: 'salah tata kelola' berbeda dengan 'salah kelola'.
Salah tata kelola, tulisnya, lebih destruktif daripada salah kelola. Padahal itulah yang terjadi di berbagai bidang kehidupan bernegara kita.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Rektor Unila: Rektor Karakter
Rupanya Laksamana sangat gelisah dengan ''penemuannya'' itu. Ia pikirkan dalam-dalam. Ia tuliskan dalam sebuah rumusan Pancasalah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News