Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri (8)

Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri (8) - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Saya suka melihat bentangan kertas panjang mengulur dari rol di ujung mesin, menjadi tumpukan koran yang sudah terpotong dan terlipat rapi di ujung lain.

Membawa hasil kerja pikiran kami, liputan kami, suntingan kami. Saya bahkan kadang-kadang terbawa imajinasi bahwa diriku pun terseret oleh gerbong-gerbong kertas itu!

Kadang-kadang saya merasa terikut dalam perjalanan yang tak jelas mau ke mana tujuannya, atau apabila saya tahu, ini bukanlah tujuanku.  Fakta-fakta yang tiap hari saya buru begitu rapuh rasanya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ratu Elizabeth II: Tinta Elizabeth

Kebenaran bisa hanya berumur satu hari karena esok telah ada lagi keterangan lain menggantikannya. Itu mungkin sebabnya di saat-saat seperti saya jatuh cinta pada sastra, terutama puisi.

Saya merasakan kebutuhan akan untuk masuk ke sana, demi kebenaran yang lebih awet.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri, Kunci Kamar Kos

Goss Community di aula besar percetakan kami itu adalah bukti kerja keras kami di Metro Kriminal.  Target 30 ribu oplah di akhir tahun kami capai bahkan di bulan November tahun itu. 

Kami dapat bonus dua bulan gaji. Untuk pertama kalinya, kami mendapatkan bagian dari laba perusahaan, hasil kerja kami. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Mantan Ketum PPP Suharso Monoarfa: Partai Amplop

Bagi karyawan seperti kami, yang tak punya saham kepemilikan, ini tentu saja membuat kami merasa memiliki tempat kerja kami.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya