Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri (8)

Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri (8) - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Bahkan mencintai. Saya mengajak  anak-anak redaksi untuk ”bekerja dengan cinta”, seperti nasihat Gibran.

Kami bergerak cepat, mengimbangi, kota pulau yang juga bergerak sangat cepat. Seperti disulap, kata seorang penyair Riau.  Seperti ponsel di tanganku ketika pertama kali saya memegang dan memakainya.

Benar-benar terasa seperti sulap.  Sewaktu kecil dulu, saya dan teman-teman bermain meniru adegan dalam film fiksi ilmiah, bicara dari jarak jauh dengan alat komunikasi seperti telepon melingkar di tangan.  

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ratu Elizabeth II: Tinta Elizabeth

Di kantor, setelah Bang Eel, saya pemilik ponsel nomor 2.  Dia memberi Ericsson sebesar ulekan dan kartu perdana yang harganya tak akan saya beli dengan uang gaji saya.  

Banyak pekerjaan terbantu dengan alat komunikasi dan teknologi baru ini.  Tapi bagiku  ini seperti mesin baru, mesin yang lain lagi yang mengatur dan menyeret hidupku ke arah lain.   

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri, Kunci Kamar Kos

Bang Jon tak jadi bergabung di koran baru. Ia bikin majalah mingguan, yang banyak memberi porsi khusus berita-berita kriminal. 

Dimodali pengusaha mobil dan eksporter pasir.  Ia tak terlalu yakin ketika mengajakku bergabung, mengingat penolakanku sebelumnya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Mantan Ketum PPP Suharso Monoarfa: Partai Amplop

Ia juga tak bertanya soal Nenia yang setelah kejadian malam itu, saya lihat sering ke mana-mana bersama Bang Eel.  Saya dengan Bang Jon dan Bang Eel sempat bertemu dan marah-marahan soal Nenia itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya