Catatan Dahlan Iskan soal Azyumardi Azra: Mak Edi

Catatan Dahlan Iskan soal Azyumardi Azra: Mak Edi - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Tapi orang Minang sendiri tidak setuju dengan istilah Islam Nusantara. Islam ya Islam. Penolakan itu karena istilah Islam Nusantara, belakangan, lebih dihubungkan dengan Walisongo dan adat Jawa.

Dan lagi Prof Azra memang tidak banyak menyebut jaringan Walisongo dalam penelitian ilmiah untuk buku Jaringan Ulama.

Ini juga dipersoalkan oleh intelektual muda Islam seperti Aguk Irawan MN. Dan Prof Azra, kata Aguk, dalam sebuah tulisannya, mengakui itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Anak Wagub Kaltim: Tangis Panggung

Aguk, anak Lamongan nan NU, adalah sastrawan terkemuka dan pemikir muda Nahdliyin. Ia banyak menerjemahkan buku dari bahasa Arab.

Ia alumni Al Azhar Kairo di ilmu filsafat akidah. Doktornya dari UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta. Novelnya Titip Rindu ke Tanah Suci mendapat penghargaan sastra.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kompor Politik

Ulama Indonesia yang banyak disebut dalam jaringan Azra adalah Abdurrauf as-Singkili. Ulama dari Singkil, Aceh. Bacalah sendiri buku Prof Azra. Yang dijual di Tokopedia dengan harga Rp 190.000.

Orang seperti Prof Komar dan Prof Azra adalah contoh intelektual yang dilahirkan secara sengaja. Kampus Ciputat memang lambang kebangkitan intelektual Islam yang bisa diterima Barat.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan-Hasan Aspahani: Judi dan Jatah, Siapa Membunuh Putri (19)

Tokoh di balik semua itu adalah Munawir Sjadzali. Ia menteri agama di zaman Pak Harto yang berlatar belakang diplomat. Pikirannya lebih global.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya