Catatan Hasan Aspahani: Koran Berlumur Darah, Siapa Membunuh Putri (30)

Catatan Hasan Aspahani: Koran Berlumur Darah, Siapa Membunuh Putri (30) - GenPI.co
Hasan Aspahani. Foto: Twitter/@jurubaca

”Tenang, Mas Abdur. Kalau soal itu, saya mengertilah. Sudah ada bujetnya. Dari partai ada. Dari sumber lain juga ada. Nanti ketemu Pak Ameng, ya,” katanya.

Saya ingat, Bang Ameng adalah pengurus partai lain yang sudah nyatakan berkoalisi dengan partainya Mas Restu di pilwako.

Dalam perjalanan kembali ke kantor, Nurikmal bertanya soal netralitas media kami di pilwako nanti, peristiwa politik besar yang prosesnya sudah berjalan.  Pemanasan yang cepat panas, dan terlalu panas.  

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: BAP, Siapa Membunuh Putri (28)

Yang saya dapatkan dari bos kami Indrayana Idris, terkait soal ini sangat jelas. Saya ingat apa yang ia katakan,

”kita beri kesempatan yang sama pada semua pihak yang berkompetisi. Itu inti netralitas. Kesempatan yang sama artinya tak boleh kita tolak kalau ada yang mau pasang iklan atau kirim rilis, atau bikin jumpa pers. Kita liput, kita muat. Kalau mereka tak kirim rilis, tak bikin kegiatan yang layak diberitakan, tak mau atau tak ada anggaran pasang iklan ya itu salah mereka. Kesempatan yang sama itu artinya kita kasih mereka tarif iklan yang sama dan diskon yang sama, kalau mereka minta diskon,” katanya.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Pelacuran, Siapa Membunuh Putri (27)

”Kita boleh memihak, Bang?”

”Secara pribadi boleh. Kita di kantor masing-masing boleh punya kecenderungan politik yang berbeda-beda. Bebas saja. Sebagai institusi pers, kita pada dasarnya harus netral, ya netral seperti kata Pak Indrayana itu. Tapi, kalau pada saat tertentu kita tahu persis bahwa calon tertentu lebih baik bagi publik apabila ia yang menang, kita boleh berpihak. Diam-diam atau lebih baik secara terbuka nyatakan saja kita dukungan kita. Pada saat itu kita jadi aktivis, sesekali boleh saja, tapi setelah kompetisi selesai, kita kembali jadi jurnalis lagi. Orang yang kita dukung, kalau ia salah, lalai, lupa janji kampanye, kita kritik dia. Sekeras-kerasnya. Kenapa? Karena kita ikut membuat dia terpilih,” kataku.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Melamar Inayah, Siapa Membunuh Putri (27)

”Apa tak ditinggalkan pembaca nanti kalau kita berpihak?”

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya