
Selama menjalani studi di SBM, Ale mulai menemukan cara belajar yang mampu menunjang nilainya. Ale mengungkapkan bahwa dirinya senang memulai hari dengan menuliskan kegiatan-kegiatan yang akan dia lakukan selama satu hari.
Selain itu, dia rutin membawa referensi dari dosen berupa textbook sebelum perkuliahan dimulai. Hal ini membuatnya semakin siap dan mengerti dengan perkuliahan.
Saat kuliah, Ale juga senang mencatat poin-poin penting dari dosen dan aplikasi yang sering dia gunakan adalah Notion App.
BACA JUGA: Pakar Mesin ITB Jawab Isu Pertalite Turun Kualitas, Begini Analisisnya
“Manfaatin asistensi tugas ke dosen dan ngerjain tugas jangan mepet deadline supaya maksimal aja di proses dan hasil akhirnya. Lalu, pentingnya circle of friends atau memilih pergaulan yang membangun dan sesuai pace kita.” ujarnya di Bandung, Jumat (28/10/2022).
Tentu perjuangannya selama di kuliah selama ini membuahkan hasil. Hanya berjarak 0,02 dari kesempurnaan mampu mengantar Ale menjadi wisudawan dengan IPK tertinggi.
BACA JUGA: Fitri Aulia Lulusan Program Doktor ITB, Wariskan Prestasi Internasional
Ale mengungkapkan strateginya untuk mendapat indeks sempurna di tiap mata kuliah yakni dengan memaksimalkan tugas yang diberikan oleh dosen disamping UTS dan UAS.
Walaupun tidak sepenuhnya sempurna di mana Ale mendapatkan nilai AB di semester 1 dan 4, tetapi justru menjadikan pembelajaran dan evaluasi buat Ale untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di semester-semester berikutnya.
BACA JUGA: Mahasiswa ITB dan UI Ciptakan Produk Kecantikan Bernama Luminous
Rencana setelah lulus, Ale ingin fokus bekerja. Ale juga sempat berkeinginan untuk lanjut studi, tetapi dia ingin studi S2 ia dapatkan dari pekerjaannya kelak sehingga dia bisa bekerja dan belajar kembali.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News