Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Hewan Yuda: Marah Dewi

Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Hewan Yuda: Marah Dewi - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Bikinannya sendiri. Ia bisa dan mau menyuntik Anda dengan suntikan protein-sel tersebut. Istilah ''protein-sel'' itulah yang rupanya bisa menimbulkan salah paham. Seorang dokter bertanya:

"Cell protein itu cell atau protein? Katanya, cell-nya itu dipisahkan, tidak ikut proses. Prosesnya adalah kultur. Setahu saya (yang bukan biochemist) yang dikultur itu cell. Protein tidak bisa dikultur. Penggandaan molekul ada yang disebut PCR. Seperti pada Covid."

Tentu saya tidak bisa menjawab pertanyaan seperti itu. Awalnya saya sendiri juga punya persepsi seperti dokter yang bertanya tersebut: menyamakan protein-sel dengan protein biasa seperti protein yang sudah kita kenal.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pulau Widi: Rifda Widi

Yakni protein yang kita konsumsi lewat makanan itu; protein ikan atau protein telur. Sebenarnya dalam tulisan yang lalu saya sudah menyebut ''protein-sel''. Artinya bukan protein biasa.

Tapi karena ada nama protein di depannya, tetap saja menimbulkan salah pengertian. Melihat banyaknya salah pengertian itu, saya pun mengajukan pertanyaan baru kepada drh Yuda:

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Kepulauan Widi: Lelang Widi

"Mengapa Anda menggunakan istilah protein-sel? Mengapa tidak pakai nama ilmiahnya saja, sekratom?"

Sampai tulisan ini harus dikirim ke Disway, drh Yuda belum memberikan jawaban. Saya pun menghubungi Dr dr Karina yang full keriting itu. Jelaslah bahwa protein-sel yang dimaksud drh Yuda, menurut Karina, adalah ya sekratom itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Perdana Menteri Malaysia: Mau Voting

Sekratom adalah makanan sel. Maka untuk memudahkan pemahaman disebut saja protein-sel. Yang jelas sekratom bukanlah protein seperti yang terdapat dalam ikan atau telur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya