Anwar sangat akrab dengan tokoh-tokoh muda Islam modernis Indonesia. Ia boleh dikata salah satu murid ideologi Kang Imad dari Bandung. Almarhum Imaduddin adalah tokoh pemikir Islam dari ITB.
Anwar sering ke Jakarta dan Bandung sejak masih mahasiswa. Ia seperti dalam satu barisan dengan perjuangan angkatan muda Islam di Indonesia.
"Banyak yang mengira saya pernah sekolah di Indonesia," ujar Anwar kemarin. "Saya tidak pernah sekolah di sini. Tapi saya punya banyak teman," tambahnya. "Cewek juga tidak punya," guraunya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Pembunuhan Mahasiswa: Senyum Tulip
Semangat serumpun itulah yang ia tunjukkan saat bertemu Presiden Jokowi kemarin pagi. Di Istana Bogor.
"Saya berbincang dengan Presiden Jokowi lama sekali. Sampai protokolnya kelihatan gelisah," ujar Anwar.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Imaji Perusuh
Tapi mereka terus berbincang. Pak Jokowi mengabaikan isyarat itu. Tentu banyak yang dibicarakan. Mulai dari sawit sampai TKI. Termasuk ibu kota baru Indonesia bernama Kota Nusantara.
Anwar menilai ibu kota baru itu baik bagi kawasan. Maksudnya, baik bagi Malaysia. Terutama Malaysia Timur: Sabah dan Serawak. Dari Sabah ke Nusantara itu memang akan lebih dekat dari pada dari Jakarta ke Nusantara.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Ketua DPR Amerika: Ultah 100
Sebanyak 11 nota kesepahaman ditandatangani di depan Presiden Jokowi dan PM Anwar Ibrahim. Malaysia, diwakili 11 perusahaan itu, berminat ikut membangun Nusantara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News