Catatan Dahlan Iskan soal Asteroid: Ceres Swasta

Catatan Dahlan Iskan soal Asteroid: Ceres Swasta - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Dalam satu kilogram kotoran rumah itu bisa diperoleh hanya beberapa gram rare earth. Proses mendapatkannya yang rumit. Harus dibangun pabrik pemurnian. Sulit. Rumit. Canggih. Mahal.

Saya ingin ke Bangka lagi. Siapa tahu pabrik pemurnian rare earth yang pernah dibangun di sana sudah bisa berjalan. Atau sudah lebih maju. Atau sudah mati. Saya tidak mengikuti lagi perkembangannya.

Pemilik cadangan rare earth terbesar di dunia, Anda juga sudah tahu: Tiongkok. Tambang terbesarnya di pegunungan Jiangxi selatan. Antara kota Nanchang dan Guangzhou.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Indonesia dan Malaysia: Emosi Serumpun

Rupanya cadangan itu akan habis juga. Suatu saat kelak. Maka diperlukan bahan pengganti rare earth. Kalau bisa yang kualitasnya lebih baik. Para ahli sepakat bahwa pengganti itu adalah asteroid.

Adanya di planet-planet di angkasa luar. Maka, kelak, planet itu harus bisa ditambang. Tambang batu bara, nikel, dan bauksit sudah tidak menarik bagi para investor asteroid.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pembunuhan Mahasiswa: Senyum Tulip

Mereka pilih mengumpulkan modal untuk meluncurkan roket luar angkasa. Ahli angkasa luar Tiongkok, Dr Liu Baiqi mendirikan perusahaan swasta: PT Galactic Energy (星河动力). Liu membangun roket angkasa luar dengan nama Ceres-1. Ia mengajak temannya: Dr Xia Dongkun.

Dr Liu lulusan Kansas University di Lawrence, hanya sepelemparan batu dari rumah baru John Mohn, sahabat Disway di sana. Ceres-1 dilakukan di peluncuran satelit Tiongkok di Jiuquan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Imaji Perusuh

Yakni di tengah gurun pasir Gobi, di pedalaman provinsi Gansu nan jauh. Inilah provinsi di bagian barat Tiongkok. Yang paling barat sebelum Xinjiang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya