Catatan Dahlan Iskan: Fikih Berubah

Catatan Dahlan Iskan: Fikih Berubah - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Kalau bisa setiap tahun. Atau dua tahun sekali," ujar KH Yahya Staquf, ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"Harus selalu di Indonesia. Dan yang menyelenggarakan PBNU," ujar Kiai Staquf saat podcast bersama saya Sabtu lalu.

Prakarsa seperti ini dimaksudkan  agar Islam bisa menjadi agama rahmatan lil alamin. Bisa menghindarkan bumi dari kerusakan. Atau bahkan kehancuran. Benturan peradaban, bisa datang dari benturan antar agama.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tiongkok dan Amerika Serikat: Balon Putih

"Kalau itu terjadi, kiamat akan datang lebih awal. Bukan kiamat yang datang seperti yang diajarkan," ujar Kiai Staquf.

Pembahasan Fikih Peradaban itu ternyata sudah dimulai sejak Kiai Staquf terpilih sebagai ketua umum PBNU tahun lalu. Sampai saat ini sudah dilakukan 280 kali pembahasan. Di pesantren-pesantren terkemuka di lingkungan NU. Juga di lembaga kajian.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal NU: Abad Fikih

"Kiai-kiai kita di kampung-kampung itu hebat-hebat. Mereka pemikir keagamaan yang mumpuni," ujarnya.

Boleh dikata Muktamar Fikih Peradaban hari ini adalah muara dari 280 halaqah Fikih Peradaban di berbagai pesantren itu. Hasil Muktamar inilah yang akan dilaporkan di puncak acara Harlah ke-100 NU di Stadion Gelora Delta,  Sidoarjo, 7 Februari lusa.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ulang Tahun NU: Kaya Aset

Yang sudah disepakati di 280 halaqah itu, salah satunya, adalah bahwa ajaran Islam itu ada yang harus tetap, tapi ada yang bisa berubah. Dan yang bisa berubah itu jauh lebih banyak. (Dahlan Iskan)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya