Tulisan Dahlan Iskan: Listrik Atap

Tulisan Dahlan Iskan: Listrik Atap - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

PLN diwajibkan menerima listrik green energy itu. Harus membeli. Pun dengan harga lebih mahal dari harga jual listrik PLN ke konsumen.

Demikian juga atap-atap pabrik diizinkan ditumpangi panel surya. Listriknya bisa dipakai pabrik itu. Pemakaian listrik dari PLN pun menurun.

Di saat mendung dan hujan pabrik pindah ke listrik PLN lagi. Dalam kasus ini, PLN hanya dipakai untuk just in case. Enaknya diambil investor, tidak enaknya dipikulkan ke PLN.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Listrik Juara

Kalau semua pabrik sudah menggunakan panel surya, betapa besar penurunan konsumsi listrik PLN di siang hari.

PLN akan senang-senang saja kalau misalnya, ''sumbangan'' dari panel surya itu terjadi di malam hari. Khususnya antara pukul 17.00 sampai 22.00.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Ultah Dewa

Pada jam seperti itulah PLN sangat perlu pasokan listrik. Bukan di siang hari. Sayangnya pada jam-jam itu panel surya tidak menghasilkan listrik.

Maka betapa sulitnya PLN dalam menerima penugasan green energy ini. Sampai-sampai investor panel surya mengeluh: PLN tidak mau menerima seluruh listrik yang dihasilkan oleh investor tenaga surya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal kejuaraan dunia F1 H2O: Wisata Abu

PLN kini memang hanya mau menerima tenaga surya 25 persen dari total pemakaian listrik di pabrik itu. Dengan demikian yang 75 persen tetap menggunakan listrik dari PLN.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya