Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Salmon

Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Salmon - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Saya dari arah Jakarta. Istri dari arah Cirebon. Kami bertemu di belanga kepala ikan manyung di pantai Indramayu Jumat sore lalu. Itulah kali pertama saya makan kepala ikan manyung.

Bukan kepala ikan sembilang yang biasa dimasak istri saya. Enak sekali. Tapi saya harus memakannya cepat-cepat. Hanya 20 kunyahan. Takut keburu gelap.

Saya harus tiba di Pantai Darussalam sebelum matahari tenggelam. Saya lihat di google: satu jam perjalanan. Kalau keburu gelap saya tidak akan bisa melihat jelas galangan kapal itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: I-baru CSIS

Kang Sahidin pun ngebut. Syekh Abdussalam Panji Gumilang tiap Jumat sore di galangan kapal itu.

"Wiridan saya di sini," ujarnya menyambut kedatangan saya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pedoman Stemcell

Begitu selesai salat Jumat Syekh Panji meninggalkan masjid di Pesantren Al-Zaytun. Ia bergegas menuju galangan kapal ini: 1 jam perjalanan. Hari-hari lain ia tetap ke situ tapi jamnya tergantung keadaan.

Itulah untuk kali pertama saya bertemu Syekh Panji Gumilang. Sang pendiri Al-Zaytun. Biarpun di galangan kapal kiai lulusan pondok Gontor, Ponorogo, ini tetap pakai jas dan dasi. Sepatunya kets. Usianya 76 tahun –-tapi geraknya masih gesit.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Timnas Indonesia: Bibir Bengkak

Bangunan galangan kapal ini konstruksi baja. Baru. Bukan mengambil alih bangunan lama. Di dalam gedung galangan ini berjajar dua kapal baru: sudah nyaris selesai dibangun. Tinggal meluncurkannya ke laut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya