Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Salmon

Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Salmon - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Tapi plengsengan di bibir laut itu belum selesai dibuat. "Hampir setahun ini tidak ada air surut. Untuk mengecornya harus tunggu air surut," tambahnya.

Di situ tidak terlihat ada rel peluncur kapal ke arah laut. Galangan ini memilih teknologi peluncuran yang baru: airbag berbentuk seperti guling.

Kantong kempes itu dihampar di bawah kapal yang baru. Lalu dipompa. Diisi angin. Kapal pun terangkat. Lalu digelindingkan menuju laut.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: I-baru CSIS

Hebatnya air bag itu tidak perlu sewa. Syekh Panji membeli sendiri. Beberapa buah. Ini info baru bagi yang ingin menyewa air bag peluncur kapal.

Syekh Panji bisa menjelaskan hal-hal detil tentang pembuatan kapal itu. Sampai ke soal kayunya, ukurannya sampai perhitungan daya apungnya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pedoman Stemcell

Syekh Panji mendatangkan kayu khusus dari Sulawesi dan Kalimantan. Dalam bentuk gelondongan. Di dekat galangan ini ada fasilitas penggergajian kayunya. Milik sendiri pula.

Dua kapal baru itu, salah satunya berukuran 600 ton. Kapal kayu. Ini tergolong sangat besar untuk kapal penangkap ikan. Yang banyak berlabuh di pelabuhan ikan Muara Baru Jakarta itu umumnya hanya 200 ton. Atau di bawah itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Timnas Indonesia: Bibir Bengkak

Berarti kapal made in Al-Zaytun ini bisa lebih lama di tengah laut. Pun bisa berlayar sampai ke pusat ikan di Laut Arafuru dekat pulau Banda. Apalagi kapal itu dilengkapi cold storage.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya