Catatan Dahlan Iskan: Rania Lindi

Catatan Dahlan Iskan: Rania Lindi - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Tapi bau busuk tadi sangat memalukan kelas dunia. Ternyata ditemukan juga jalan keluarnya: formula Rania. Dia telah menemukan penghilang bau busuk itu. Formula tersebut justru memanfaatkan air sampah yang Anda sudah tahu: sangat pekat dan berbau busuk. Cairan itu disebut air lindi.

Datanglah, sesekali, ke pusat penumpukan sampah. Anda akan melihat dari bawah tumpukan itu akan mengalir air berwarna hitam. Lindi juga sangat beracun. Karena itu lindi jadi sumber polusi yang merusak lingkungan.

Justru air lindi itulah yang diteliti Rania. Air lindi sudah bukan lagi air. Sudah berubah menjadi alkalin. Tidak lagi mengandung oksigen dan karbon. Itulah yang harus diurai. Harus ditemukan bahan pengurainya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Desember Emas

Tentu bahan pengurai tersebut harus yang banyak mengandung sukrosa dan fruktosa. Bahan seperti itu bisa jadi subtrat bagi mikroba yang ada di air lindi.

Itu ilmu kimia biasa. Yang setiap mahasiswa jurusan kimia mempelajarinya. Tapi hanya Rania yang menghubungkan mata kuliah itu dengan persoalan bau sampah yang menjadi keluhan di mana-mana. Pun di panitia Piala Dunia. Dari mana Rania dapat ide?

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Denny Indrayana: Buka Tutup

"Inspirasinya dari durian," ujar Rania.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini pernah diajari ayahnyi. Setiap kali selesai makan durian sang ayah minta agar jari Rania dicuci di air yang dituang ke ''mangkuk'' kulit durian. Sengat bau durian yang menempel di jari pun langsung hilang.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Guo Borgol

Bau durian dihilangkan dengan getah durian. Mungkin, pikir Rania, ada sesuatu dari sampah itu sendiri yang bisa dipakai untuk menghilangkan bau sampah. Dia pun mengambil lindi. Membawanya ke lab kimia. Lalu mencari bahan pengurainya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya