Catatan Dahlan Iskan: Rania Lindi

Catatan Dahlan Iskan: Rania Lindi - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Rania sedang mendaftarkan hak paten: bagaimana menghilangkan bau sampah tanpa kimia. Sekaligus bisa menetralkan lindi agar tidak lagi menjadi sumber polusi.

Rania masih semester 8 jurusan biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Nama lengkapnyi: Rania Naura Anindhita Amig. Asli Sidoarjo. Alumni SMAN 1 di sana.

Waktu itu Indonesia sudah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia sepak bola U-20. Salah satu lokasi pertandingannya: stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Stadionnya masih baru.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Desember Emas

Tapi bau busuknya sudah sejak lama: sangat menyengat tubing. Bau busuk itu sampai masuk ke dalam stadion. Pun baju penonton. Sampai terkontaminasi. Bau busuk itu melekat ke baju. Terbawa pulang.

Stadion itu memang bertetangga dekat dengan pusat pembuangan sampah terbesar di Surabaya: di dekat perbatasan dengan kabupaten Gresik. Benar-benar bertetangga. Hanya bersebelahan pagar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Denny Indrayana: Buka Tutup

Juga benar-benar terbesar –sampahnya. Sudah seperti bukit di tengah kawasan tambak. Dari arah jalan tol Surabaya-Gresik yang terlihat gunung sampah itu. Bangunan stadionnya tersembunyi terlindung di baliknya.

Bau busuk itu menjadi topik terpenting apakah Gelora Bung Tomo layak jadi salah satu arena Piala Dunia. Topik lainnya adalah akses menuju stadion itu: jalannya kecil, jauh, berliku, lewat bawah jembatan tol yang rendah dan tergenang, dan mampir dulu wilayah Gresik.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Guo Borgol

Yang terakhir itu mudah bagi menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Tinggal membangun jalan khusus dari pertengahan tol Surabaya-Gresik langsung ke stadion. Tidak sampai 5 km.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya